<p>Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI secara virtual, Selasa, 25 Mei 2021. / Tangkapan layar TrenAsia.com</p>
Korporasi

Transaksi Berjalan Surplus, Tapi Neraca Pembayaran Defisit

  • Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal I-2022 mengalami defisit US$1,8 miliar.

Korporasi

Agnes Yohana Simamora

JAKARTA – Bank Indonesia merilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal I-2022. Tercatat transaksi berjalan Indonesia masih surplus di tengah defisit transaksi modal dan finansial. NPI pada kuartal I-2022 mengalami defisit US$1,8 miliar.

Kepala Departemen Komunikasi Erwin Haryono mengatakan surplus transaksi berjalan ditopang neraca barang yang tetap tinggi. Pada kuartal I-2022, transaksi berjalan surplus US$0,2 miliar atau 0,1 dari Produk Domestik Bruto, lebih rendah dari surplus kuartal sebelumnya sebesar US$1,5 miliar atau 0,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Adapun kinerja positif ini ditopang surplus neraca perdagangan nonmigas yang kuat seiring dengan harga ekspor komoditas global yang masih tinggi, seperti batu bara dan crude palm oil (CPO) di tengah peningkatan defisit neraca perdagangan migas.

Sementara itu, terjadi peningkatan defisit neraca jasa terutama jasa keuangan dan jasa perjalanan sejalan dengan pemulihan aktivitas ekonomi dan peningkatan perjalanan wisatawan nasional ke luar negeri.

Selain itu, neraca transaksi modal dan finansial (TMF) pada kuartal I-2022 mengalami perbaikan dengan mencatat penurunan defisit di tengah ketidakpastian di pasar keuangan global. Tercatat, defisit neraca TMF pada kuartal I-2022 sebesar USD 1,7 miliar, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya.

Kemudian, transaksi investasi lainnya mencatat defisit yang lebih besar dari kuartal sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh peningkatan piutang dagang dan penempatan ke aset valas.

Bank Indonesia tetap mencermati dinamika perekonomian global yang dapat mempengaruhi prospek NPI. Serta, memperkuat kebijakan guna menjaga stabilitas perekonomian.