Transaksi BUMN ke Produk UMKM Lewat PaDi Tembus 13,8 Triliun
- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melaporkan nilai transaksi belanja UMKM melalui platform Pasar Digital (PaDi) mencapai Rp13,8 triliun
Industri
JAKARTA – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melaporkan nilai transaksi belanja UMKM melalui platform Pasar Digital (PaDi) mencapai Rp13,8 triliun.
Nilai transaksi tersebut berasal dari 188.082 transaksi yang telah melibatkan 11.818 UMKM.
“Akhir tahun nanti ditargetkan sudah ada 98 BUMN bergabung dalam platform PaDi UMKM. Di mana saat ini sudah ada 58 BUMN yang bergabung,” kata Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM, Kementerian BUMN, Loto Srinaita Ginting dalam peluncuran Inaproduct.com, dikutip Jumat 29 Oktober 2021.
Ke depannya, PaDi UMKM akan terintegrasi dengan platform Inaproduct.com untuk mempermudah pelaku usaha untuk mendapatkan informasi dalam melakukan transaksi B2C maupun B2B.
Sejauh ini terdapat lima bentuk dukungan BUMN terhadap UMKM yang melibatkan tidak kurang 63 BUMN yang aktif. Di antaranya, pengembangan UMKM naik kelas, memberikan pembinaan, dan pelatihan termasuk sertifikasi produk.
- IKEA Buka Toko Baru di Mall Taman Anggrek Tahun 2022
- Bunga Kredit Pinjol Turun 50 Persen, P2P Lending Sektor Produktif Tak Terdampak
- Harga Mulai Rp1,5 Miliar, Rumah di Klaster Yuthica BSD City Sold Out dalam Sehari
Kemudian penyediaan ragam pembiayaan termasuk program penjaminan dan asuransi. Serta pelibatan UMKM dalam rantai pasok BUMN.
"Kami juga melakukan kurasi dan perluasan akses pasar termasuk melalui digital platform dan kami juga ikut dalam menyediakan akses tempat usaha di area komersial pada infrastruktur publik.”
Per Oktober 2020, data yang menunjukkan 87,2% responden sebuah survei menyatakan lebih suka membeli merk dalam negeri dan hanya 12,8% dari survei tersebut yang menyatakan lebih suka produk bermerek dari luar negeri.
Kemudian sekitar 88,5% responden menyatakan lebih dominan menggunakan dan mengkonsumsi produk dengan merek dalam negeri, sedangkan 11,2% responden menyatakan sebaliknya.
Dengan data survei tersebut Loto yakin bahwa, pada dasarnya kecintaan masyarakat Indonesia terhadap produk lokal sangat tinggi. "Tinggal bagaimana kita bisa menggaungkan dan mempromosikan produk-produk lokal kita yang tidak kalah menarik dari brand-brand dari luar negeri," ujarnya.