<p>Berni (47) berpose didepan gerai foodtruck &#8220;Grass Jelly Surf&#8221; miliknya yang menjual minuman segar di area perkantoran Cibis Park, kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Kamis, 13 Agustus 2020. Bisnis yang sudah dirintis selama 6 tahun ini, masih berusaha bertahan ditengah hantaman pandemi. Sepinya event dan kegiatan komunitas foodtruck membuat Berni harus rela kehilangan omset yang selama ini diraup dari hasil usahanya yang termasuk dalam Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mitra binaan Pertamina tersebut. Pria yang berlatar belakang Chef di sebuah kapal pesiar selama 2 tahun ini, berharap pemerintah khususnya wadah binaan seperti Pertamina bisa memberikan perhatian khusus kepada pelaku UMKM yang terdampak pandemi Covid-19 untuk tetap hidup di bidang usahanya dengan bantuan yang nyata menyasar pada suplai produk yang mereka pasarkan. Karena selama ini mereka hanya gencar ditawarkan bantuan berupa pinjaman dana yang justru dianggap semakin menambah beban kedepannya. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Transaksi BUMN ke Produk UMKM Lewat PaDi Tembus 13,8 Triliun

  • Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melaporkan nilai transaksi belanja UMKM melalui platform Pasar Digital (PaDi) mencapai Rp13,8 triliun

Industri

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melaporkan nilai transaksi belanja UMKM melalui platform Pasar Digital (PaDi) mencapai Rp13,8 triliun.

Nilai transaksi tersebut berasal dari 188.082 transaksi yang telah melibatkan 11.818 UMKM. 

“Akhir tahun nanti ditargetkan sudah ada 98 BUMN bergabung dalam platform PaDi UMKM. Di mana saat ini sudah ada 58 BUMN yang bergabung,” kata Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM, Kementerian BUMN, Loto Srinaita Ginting dalam peluncuran Inaproduct.com, dikutip Jumat 29 Oktober 2021.

Ke depannya, PaDi UMKM akan terintegrasi dengan platform Inaproduct.com untuk mempermudah pelaku usaha untuk mendapatkan informasi dalam melakukan transaksi B2C maupun B2B.

Sejauh ini terdapat lima bentuk dukungan BUMN terhadap UMKM yang melibatkan tidak kurang 63 BUMN yang aktif. Di antaranya, pengembangan UMKM naik kelas, memberikan pembinaan, dan pelatihan termasuk sertifikasi produk.

Kemudian penyediaan ragam pembiayaan termasuk program penjaminan dan asuransi. Serta pelibatan UMKM dalam rantai pasok BUMN. 

"Kami juga melakukan kurasi dan perluasan akses pasar termasuk melalui digital platform dan kami juga ikut dalam menyediakan akses tempat usaha di area komersial pada infrastruktur publik.”

Per Oktober 2020, data yang menunjukkan 87,2% responden sebuah survei menyatakan lebih suka membeli merk dalam negeri dan hanya 12,8% dari survei tersebut yang menyatakan lebih suka produk bermerek dari luar negeri.

Kemudian sekitar 88,5% responden menyatakan lebih dominan menggunakan dan mengkonsumsi produk dengan merek dalam negeri, sedangkan 11,2% responden menyatakan sebaliknya. 

Dengan data survei tersebut Loto yakin bahwa, pada dasarnya kecintaan masyarakat Indonesia terhadap produk lokal sangat tinggi. "Tinggal bagaimana kita bisa menggaungkan dan mempromosikan produk-produk lokal kita yang tidak kalah menarik dari brand-brand dari luar negeri," ujarnya.