Transaksi Digital Banking Meroket 53,08 Persen Menjadi Rp3.410,7 Triliun
- Bank digital secara volume mau pun nilai nya mengalami pertumbuhan yang signifikan
Industri
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat lonjakan signifikan transaksi non-tunai pada tahun ini. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan transaksi digital banking pada Juli tumbuh 53,08% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp3.410,7 triliun.
Sementara itu, total volume transaksi digital banking pada Juli 2021 ini menembus 56,76 juta transaksi. “Bank digital secara volume mau pun nilai nya mengalami pertumbuhan yang signifikan,” ucap Perry dalam konferensi pers, Kamis, 19 Agustus 2021.
Pertumbuhan signifikan juga terjadi pada uang elektronik. Nilai transaksi uang elektronik melesat 57,71% yoy menjadi Rp25,4 triliun.
“Transaksi ekonomi dan keuangan terus tumbuh seiring akseptasi dan preferensi masyarakat untuk berbelanja daring,” ujar Perry.
- Airlangga Puji Kinerja Kartu Prakerja sebagai Best Practice
- Ramayana Diprediksi Rugi pada Kuartal III-2021, Mirae Beberkan Alasannya
- Studi: 3 Dosis Vaksin Sinovac Lebih Baik daripada Mencampur dengan Pfizer
Di sisi lain, nilai transaksi konvensional hanya tumbuh terbatas pada Juli 2021. Hal ini tercermin dari pembayaran kartu ATM, debet, dan kredit yang hanya tumbuh tipis 6,84% yoy menjadi Rp642,3 triliun.
BI juga mencatat uang kartal yang diedarkan pada Juli 2021 menembus Rp852,9 triliun atau meningkat 11,82% yoy. Sementara itu, kondisi perbankan untuk menopang pasar keuangan disebut Perry masih terkendali.
Industri perbankan punya modal berlimpah yang ditunjukan dari Capital adequacy Ratio (CAR) sebesar 24,30% pada Juni 2021. Lebih lanjut, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross dan net pada Juni 2021 berada di level 3,24% dan 1,06%.
Maka dari itu, BI memutuskan untuk n BI 7 days reverse repo rate (BI-7DRR) di level 3,5%. BI juga menahan suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility masing-masing sebesar 2,75% dan 4,25%.
“Keputusan ini menjaga perlu untuk menjaga nilai mata uang rupiah dan pemilihan ekonomi di tengah inflasi yang berjalan rendah,” ucap bos BI.