Pembayaran menggunakan QRIS.
Industri

Transaksi Digital Mandiri Syariah Melonjak Hingga 90 Persen

  • JAKARTA – PT Bank Syariah Mandiri (BSM) mencatat transaksi digital melalui Mandiri Syariah Mobile (MSM) melonjak hingga 90% pada kuartal III-2020. Pembayaran di platform digital tersebut dilakukan sebanyak 31,89 juta transaksi. Direktur Information Technology, Operation & Digital Banking Mandiri Syariah Achmad Syafii menjelaskan, nasabah paling banyak menggunakannya untuk membuka rekening. Diketahui, pembukaan rekening baru mencapai […]

Industri

Aprilia Ciptaning

JAKARTA – PT Bank Syariah Mandiri (BSM) mencatat transaksi digital melalui Mandiri Syariah Mobile (MSM) melonjak hingga 90% pada kuartal III-2020.

Pembayaran di platform digital tersebut dilakukan sebanyak 31,89 juta transaksi.

Direktur Information Technology, Operation & Digital Banking Mandiri Syariah Achmad Syafii menjelaskan, nasabah paling banyak menggunakannya untuk membuka rekening. Diketahui, pembukaan rekening baru mencapai 32 ribu akun per bulan.

“Jumlah ini menunjukkan bahwa hampir 40 persen nasabah baru melakukan pembukaan rekening secara online,” mengutip keterangan resmi, Jumat, 13 November 2020.

Menurutnya, ini menjadi bagian dari implementasi perusahaan dalam menerapkan adaptasi kenormalan baru.

Adanya pembatasan secara fisik, lanjutnya, menjadikan layanan digital sebagai solusi pemenuhan kebutuhan nasabah.

Peralihan model transaksi ini ternyata memberikan dampak positif pada pertumbuhan fee based income (FBI) layanan digital Mandiri Syariah. Jumlahnya per kuartal III-2020 melonjak 35,82% year-on-year (yoy) dari Rp167,76 miliar, menjadi Rp227,84.

Achmad pun menjelaskan, layanan digital tersebut berkontribusi pada kenaikan fee based income (FBI) secara umum hingga 10,33% menjadi Rp1,50 triliun pada September 2020. Pada periode yang sama 2019, perolehan FBI sebesar Rp1,36 triliun.

Kenaikan Laba Jadi Rp1,07 Triliun

Diketahui, pada sembilan bulan pertama tahun ini laba Mandiri Syariah yang dibukukan sebesar Rp1,07 triliun per kuartal III-2020.

Laba tersebut naik 21,5% year-on-year (yoy) dari Rp872 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Direktur Finance, Strategy dan Treasury Mandiri Syariah Ade Cahyo Nugroho mengatakan, kenaikan laba didorong oleh perbaikan cost of fund akibat peningkatan rasio dana murah atau current account dan saving account (CASA).

“Kami sadar kualitas pembiayaan menjadi tantangan besar di masa pandemi ini, untuk itu kami memperkuat cadangan sebagai antisipasi risiko dengan meningkatkan cash coverage,” ujarnya.

Cash coverage tersebut meningkat dari 34,17% menjadi 141,26% per September 2020. Di samping itu, Non-performing financing (NPF) net juga membaik dari 1,07% menjadi 0,61%, serta NPF gross tetap di level 2,66% di September 2020.

Pembiayaan Mandiri Syariah pada periode ini tercatat sebesar Rp79,27 triliun, juga meningkat sebesar 7,39% yoy.

Dari sisi volume bisnis, Mandiri Syariah mencatat dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp106,12 triliun, naik 17,26% dari Rp90,49 triliun per September 2019.

Ade menjelaskan, tabungan masih menjadi kontributor utama yang tumbuh sebesar  19,12% yoy menjadi Rp44,77 triliun. Jumlah tersebut menjadikan porsi CASA mencapai hingga 59,22% dari total DPK.

Kemudian nilai aset perseroan juga naik 16,19% yoy mencapai Rp119,43 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu, aset yang dibukukan sebesar Rp102,78 triliun.

Sebagai bentuk dukungan pada nasabah terdampak pandemi, lanjutnya, Mandiri Syariah menjalankan program restrukturisasi. Hingga saat ini, realisasi restrukturisasi pembiayaan yang dilakukan mencapai Rp8 triliun.

“Kelonggaran tersebut diberikan kepada lebih dari 28 ribu nasabah, di mana 40 persen di antaranya adalah segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM),” ujarnya.