Transcoal Pacific Tbk
Korporasi

Transcoal Pacific (TCPI) Siap Lakukan Dual Listing di Bursa AS

  • Emiten pelayaran PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) siap melakukan dual listing pada bursa Amerika Serikat (AS) dan akan menerbitkan saham baru maksimal 10% dari modal disetor saat ini.
Korporasi
Feby Dwi Andrian

Feby Dwi Andrian

Author

JAKARTA - Emiten pelayaran PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) siap melakukan dual listing pada bursa Amerika Serikat (AS) dan akan menerbitkan saham baru maksimal 10% dari modal disetor saat ini.

Saat ini TCPI sedang melakukan kontrak dengan perusahaan penjamin emisi. Kemudian, untuk nilai kontraknya akan ditentukan kemudian.

Direktur Utama TCPI Denry Raymond Lelo apabila dual/cross listing ini berjalan sesuai yang diharapkan maka hal ini akan memberikan dampak yang positif bagi perusahaan.

"Transaksi ini akan memberikan dampak positif terhadap kegiatan operasional perusahaan, karena TCPI akan mendapatkan pendanaan dari hasil dual/cross listing yang dapat digunakan untuk pengembangan kegiatan operasional perusahaan," kata Denry dalam keterbukaan informasi, Jumat, 11 November 2022.

Selain itu, transaksi ini juga akan memberikan dampak positif terhadap keuangan perusahaan. Karena, TCPI mendapatkan tambahan dana dari hasul penerbitan instrumen investasi apapun yang dipandang baik oleh perusahaan, serta bisa diterbitkan dan diterima oleh pasar modal di AS.

"Dengan terlaksananya transaksi ini, diharapkan kelangsungan usaha perusahaan tetap terjaga dan terjamin dengan baik," lanjut Denry.

Kinerja Perusahaan

Kinerja TCPI pada kuartal III 2022 mencatatkan kenaikan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan pada pemilik entitas induk, dari sebelumnya Rp58 miliar menjadi Rp78 miliar atau naik sebesar 33%.

Hal tersebut diikuti oleh sektor pendapatan yang naik 11,17% dari sebelumnya Rp1,17 triliun menjadi Rp1,30 triliun. Pendapatan tersebut disumbangkan oleh transportasi laut yang meraup Rp1,29 triliun dari sebelumnya Rp1,16 triliun, namun ada koreksi pada lain-lain yang susut Rp6,73 miliar.

Adapun hal itu berimbas pada beban pokok pendapatan dari semula Rp944 miliar menjadi Rp1,03 triliun. Disusul ekuitas Rp1,60 triliun serta terjadi penurunan pada sisi aset menjadi Rp2,78 triliun dari Rp2,84 serta liabilitas dari semula Rp1,30 triliun menjadi Rp1,17 triliun.