<p>Indonesia memiliki potensi sumber daya mencapai 23.965,5 Mega Watt (MW) dengan kapasitas terpasang sebesar 2.130 MW. Hal ini membuat Indonesia menempati urutan kedua sebagai negara dengan panas bumi terbesar di dunia.  / Kementerian ESDM</p>
Industri

Transisi Energi Nasional Butuh Kolaborasi Antarnegara

  • JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menyampaikan pentingnya peningkatan kerja sama Internasional guna mendukung transisi energi. Pasalnya, pandemi COVID-19 tidak hanya menimbulkan pelemahan ekonomi global. Namun juga menurunkan permintaan energi, serta mengurangi laju transisi energi bersih dan energi berkelanjutan.  Nasib demikian tidak hanya dialami oleh Indonesia, tetapi juga hampir seluruh negara di […]

Industri

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menyampaikan pentingnya peningkatan kerja sama Internasional guna mendukung transisi energi.

Pasalnya, pandemi COVID-19 tidak hanya menimbulkan pelemahan ekonomi global. Namun juga menurunkan permintaan energi, serta mengurangi laju transisi energi bersih dan energi berkelanjutan. 

Nasib demikian tidak hanya dialami oleh Indonesia, tetapi juga hampir seluruh negara di dunia. Maka, Arifin tidak menampik bahwa untuk merealisasikan target baruran energi, pemerintah butuh kerja sama antarnegara.

“Kita tidak dapat berjalan sendiri mengingat kompleksnya tantangan transisi energi. Kerja sama internasional diperlukan untuk mendukung Indonesia menjadi mandiri serta lebih mampu dan berkualitas dalam persaingan industri energi global,” kata Arifin dalam Singapore International Energy Week 2020 secara virtual, Selasa, 27 Oktober 2020.

Sebagaimana diketahui, Indonesia telah menetapkan target pengembangan energi terbarukan dan konservasi energi. Target ini terkandung dalam Kebijakan Energi Nasional dan Nationally Determined Contribution yang diserahkan pada United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC).

Langkah Pemerintah

Meski saat ini transisi energi mengalami hambatan, Arifin menilai produksi energi harus disesuaikan dan peluang-peluang baru perlu terus diciptakan. Untuk mencapai target transisi energi, pemerintah telah mengimplementasikan aturan dan rencana aksi di berbagai sub-sektor.

Aturan ini juga didukung oleh kegiatan pengembangan kapasitas dan penelitian-penelitian. Harapan ke depan, industri energi nasional siap bersaing dalam pasar global industri 4.0.

Arifin memaparkan lebih lanjut bahwa saat ini Indonesia tengah melakukan peningkatan pemanfaatan energi terbarukan untuk jaringan ketenagalistrikan. Lalu menerapkan sistem manajemen energi untuk industri dan bangunan, serta mengembangkan proyek green fuel berbasis CPO yang ditargetkan siap berproduksi pada 2023.

Saat ini, proyek transisi energi yang tengah berlangsung adalah pembangunan pembangkit listrik tenaga surya terapung pertama di Cirata, tepatnya di atas lokasi reservoir pembangkit listrik tenaga air yang ada.

Kombinasi floating solar PV dan hydro bertujuan untuk mitigasi intermittent solar PV sekaligus memanfaatkan luas permukaan reservoir dari PLTA Cirata. “Ini tidak memerlukan pembebasan lahan,” tambahnya.

Untuk mendukung pembangunan rendah karbon, pemerintah Indonesia juga telah menerapkan berbagai program efisiensi energi, termasuk mandatory energy management dan Minimum Energy Performace Standards.

Indonesia juga telah melakukan adopsi standar nasional sistem manajemen energi, yang secara bertahap akan menjadi standar nasional bagi industri.