Transisi ke Sistem Pangan Regeneratif, Nestlé Gelontorkan Dana Rp18,3 Triliun
- Produsen makanan dan minuman Nestlé akan menerapkan produksi pangan generatif.
Industri
JAKARTA – Produsen makanan dan minuman, Nestlé berupaya mewujudkan cita-cita net-zero emisi karbon pada 2050. Hal ini dilakukan melalui investasi sebesar CHF1,2 miliar atau setara Rp18,3 triliun (kurs Rp15.300 per Francs Swiss) selama lima tahun ke depan untuk mendukung pertanian regeneratif.
Sistem pertanian tersebut akan diterapkan di seluruh rantai pasok perusahaan, dengan tujuan melindungi dan memulihkan lingkungan, serta mewujudkan kesejahteraan komunitas petani.
Terkait hal ini, Nestlé akan bekerja dengan para mitra sistem pangannya, termasuk jaringan perusahaan yang terdiri dari lebih dari 500.000 petani dan 150.000 pemasok.
- Kurs Dollar Hari Ini: Teka-Teki Tapering Off The Fed Tekan Rupiah ke Level Rp14.280
- Bangun Bandara Dhoho Kediri, Gudang Garam Tambah Modal Lagi Rp1 Triliun
- Indosurya Rekomendasikan Saham Big Caps Saat IHSG Hari Ini Diprediksi Tertekan
Chairman Nestlé Paul Bulcke mengungkapkan, pengumuman ini dilakukan menjelang UN Food Systems Summit di New York sebagai bagian dari kontribusi Nestlé untuk membantu pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) pada 2030.
Selain itu, kabar ini juga sebagai tanggapan terhadap laporan terbaru United Nations’ Intergovernmental Panel on Climate Change atas memburuknya krisis iklim.
“Kami mengerti bahwa pertanian regeneratif memainkan peran penting dalam meningkatkan kesehatan tanah, memulihkan siklus air dan meningkatkan keanekaragaman hayati untuk jangka panjang,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Senin, 20 September 2021.
Ia bilang, sektor pertanian menyumbang hampir dua pertiga dari total emisi gas rumah kaca Nestlé, dengan susu dan peternakan paling mendominasi, yakni mencapai 50%. Di peternakan sapi perah misalnya, Nestlé sedang melakukan penilaian sains dan teknologi mutakhir untuk mengurangi emisi pada tingkat peternakan.
Perusahaan akan mulai bekerja dengan 30 peternakan sapi perah referensi di 12 negara untuk menguji praktik-praktik pertanianyang berskala dan ramah iklim.
Kemudian, Nestlé juga bekerja sama dengan para petani untuk memilih dan membudidayakan varietas kacang-kacangan sebagai alternatif susu. Sementara itu, pada akhir tahun ini Nestlé akan mengumumkan rencana khusus untukrantai pasok kopi dan kakaonya.
Sebagai informasi, Nestlé juga meluncurkan platform pelatihan baru pada November 2021 untuk menarik dan melatih generasi petani berikutnya. Pelatihan tersebut berfokus pada praktik pertanian regeneratif dan dilakukan oleh 40.000 petani yang berpartisipasi dalam salah satu program agripreneurshipnya.