Tren Asuransi Properti di Asia Pasifik Diproyeksikan Terus Bertumbuh Hingga 2027
- Lebih lanjut, GlobalData juga memproyeksikan premi asuransi di APAC akan menyentuh angka US$141,8 miliar atau setara Rp2,26 triliun pada tahun 2027.
IKNB
JAKARTA – Perusahaan data dan analitik GlobalData memperkirakan premi tertulis industri asuransi properti di kawasan Asia-Pasifik (APAC) tumbuh pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 11,3% yaitu US$92,3 miliar atau setara Rp1,47 triliun (kurs Rp15.962) pada tahun 2023.
Lebih lanjut, GlobalData juga memproyeksikan premi asuransi di APAC akan menyentuh angka US$141,8 miliar atau setara Rp2,26 triliun pada tahun 2027.
Laporan terbaru GlobalData ini berjudul, “Property Insurance Market Trends and Analysis by Region, Line Of Business, Competitive Landscape and Forecast to 2027”.
Dalam laporan ini GlobalData juga mengungkapkan bahwa pertumbuhan industri asuransi properti di APAC akan didukung oleh meningkatnya permintaan akan polis yang mencakup peristiwa bencana alam, investasi dalam proyek infrastruktur, inovasi dalam produk asuransi, dan perkembangan peraturan.
- Tunjang Wisata, LRT Kembali Geber Tarif Promo di Akhir Pekan
- Cara Menemukan Video TikTok yang Pernah Anda Tonton, Mudah dan Praktis!
- Kisah Nyata di Balik Film Killers of The Flower Moon: Kasus Orang Kulit Putih Menyikat Kekayaan Suku Indian Osage
Adapun tiga pasar teratas asuransi properti di APAC diantaranya adalah Tiongkok, Jepang, dan Australia. Ketiga negara ini diperkirakan menyumbang 76% dari premi tertulis di kawasan APAC pada tahun 2023.
Analis Asuransi di GlobalData Manogna Vangari menjelaskan pertumbuhan asuransi properti di APAC pada tahun 2023-2027 diperkirakan akan melampaui pertumbuhan global yang sebesar 6,5%.
Pertumbuhan ini didorong oleh praktik penjaminan emisi yang disiplin dan peristiwa bencana alam yang menyebabkan peningkatan premi kebakaran dan kebakaran di kelas asuransi properti multi-risiko rumah.
Dikutip dari Beinsure, Analis Asuransi di GlobalData lain, Kotu Keerthi Naimisha menambahkan bahwa bencana alam yang terjadi di APAC beberapa tahun terakhir telah menumbuhkan kesadaraan dan permintaan yang kuat akan asuransi properti.
“Paparan bencana alam (Nat-cat) yang sangat parah di Asia-Pasifik dalam beberapa tahun terakhir telah menghasilkan kesadaran dan permintaan yang kuat akan asuransi properti,” terangnya.
Lebih lanjut Kotu juga mengungkapkan pendapatnya mengenai faktor penyebab pertumbuhan premi di kawasan APAC.
“Pertumbuhan premi juga didorong oleh kenaikan harga asuransi yang konsisten di seluruh wilayah sejak tahun 2017, akibat kerugian Nat-cat yang besar, sebuah tren yang diperkirakan akan terus berlanjut pada tahun 2023-2027.” pungkasnya.