<p>Villa Vimala Hills. / Dok. PT Agung Podomoro Land Tbk.</p>
Industri

Tren Hunian Sehat Bernuansa Alam Jadi Incaran Konsumen Properti

  • Villa Vimala berada di ketinggian 600 meter di atas permukaan laut (mdpl) di area seluas 90 hektare. Kawasan hunian ini menyatu dengan hotel Pullman Ciawi, Bogor yang memiliki 229 kamar dan villa di area seluas 14 hektare.

Industri
wahyudatun nisa

wahyudatun nisa

Author

JAKARTA – Hunian bernuansa alam di wilayah sub-urban kian menjadi menjadi incaran konsumen properti. Produk properti yang mengedepankan faktor kesehatan dengan dukungan infrastruktur memadai mengalami lonjakan penjualan selama pandemi COVID-19, khususnya pada awal Maret 2020.

Assistant Vice President Residential Marketing PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) Zaldy Wihardja mengatakan tren penjualan villa di Vimala Hills sejak terjadinya pandemi COVID-19 terus meningkat.

“Bahkan kami membuka penawaran untuk kluster baru yaitu Everest sebanyak 55 unit dengan new konsep,” ungkap Zaldy di Jakarta, Senin, 6 Juli 2020.

Villa Vimala berada di ketinggian 600 meter di atas permukaan laut (mdpl) di area seluas 90 hektare. Kawasan hunian ini menyatu dengan hotel Pullman Ciawi, Bogor yang memiliki 229 kamar dan villa di area seluas 14 hektare.

Zaldy mengatakan Vimala Hills yang telah beroperasi sejak tahun 2015, selama Pandemi COVID-19 juga mengalami lonjakan penghuni. Jika sebelumnya pemilik villa hanya berkunjung di akhir pekan atau hari-hari libur, saat ini justru banyak villa yang penuh dihuni.

Itu sebabnya setiap hari aktivitas di kawasan ini selalu ramai. Fasilitas yang menunjang healthy lifestyle seperti Private Club House dengan kolam renang, outdoor gym, serta riverside jogging track menjadi favorit penghuni yang berburu pancaran sinar matahari untuk meningkatkan imun tubuh.

“Sejak pandemi banyak pekerjaan dilakukan dirumah. Faktor itu juga yang membuat banyak pemilik villa memilih tinggal di Vimala. Apalagi jarak ke Jakarta juga mudah dengan adanya jalan tol yang langsung terhubung dengan kawasan ini,” imbuh Zaldy.

Villa Termahal Laku Terjual

Zaldy juga bercerita bahwa selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jabodetabek sejak April lalu, banyak konsumen yang datang untuk menanyakan ketersediaan villa yang siap huni. Bahkan satu villa termahal di kawasan ini terjual seharga Rp15,5 miliar.

“Villa tersebut memiliki lima kamar dengan luas area seluruhnya 4.000 meter persegi. Justru di saat pandemi kami berhasil menjual villa termahal di Vimala Hills. Dan ini semakin mengkonfirmasi bahwa konsumen mulai beroreintasi pada hunian yang sehat dan bersih,” imbuhnya.

Sementara itu, staf marketing di Vimala Hills Muhammad Muchris yang berhasil menjual vila termahal itu mengungkapkan proses transaksi penjualan unit tersebut tidak berlangsung sesaat.

“Sebenarnya saya sudah lebih dari dua tahun berkomunikasi dan menjaga hubungan baik dengan calon pembeli. Alhamdulillah, akhirnya Mei kemarin transaksi terjadi,” ungkap Muchris.

Muchris, yang sudah lima tahun bekerja di Vimala Hills ini berkisah, sejak pandemi banyak kolega dan konsumennya yang menanyakan ketersedian unit. Bahkan sampai Mei lalu dia bisa menjual beberapa unit villa dengan harga premium.

Zaldy menambahkan, konsumen yang datang ke Vimala Hills lebih sering menanyakan berbagai hal terkait aspek kesehatan. Seperti ketersediaan fasilitas olahraga, air bersih dan kondisi lingkungan sekitar.

“Secara fisik, villa yang dibangun di Vimala juga berjarak lebar satu dengan yang lainnya. Paparan sinar matahari dan air pengunungan yang bersih tersedia lengkap di kawasan ini. Dan itulah yang menjadi pertimbangan utama konsumen yang membeli Villa di sini sejak pandemi terjadi,” ujar Zaldy. (SKO)