Nampak petugas UPT Farmasi Dinas Kesehatan Kota Tangerang sedang melakukan pendataan obat sirup yang ditarik dari seluruh Puskesmas wilayah Kota Tangerang, 8 November 2022. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Makroekonomi

Tren Impor Bahan Baku Obat Meningkat 5 Tahun Terakhir

  • Dari sisi penyerapan tenaga kerja industri farmasi 3 tahun terakhir mengalami peningkatan di mana 2021 tercatat sebanyak 40.235 tenaga kerja lalu di Tahun 2022 ada 57.881 pekerja dan di 2023 kembali naik di angka 59.698 pekerja

Makroekonomi

Debrinata Rizky

JAKARTA - Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin, Reni Yanita menyebut adanya tren importasi bahan baku obat atau BBO yang terus meningkat.

Reni menjelaskan, khususnya tren importasi BBO di Tahun 2022  secara keseluruhan mencapai 35.890 ton dengan nilai US$509 juta. Adapun tiga negara asal impor di 2022 adalah dari Cina 45%,  India 27% dan Amerika Serikat 8%.

"Data impor RI 2018 hingga 2023 rata-rata mengalami penurunan namun di 2022 memang ada kenaikan yang cukup signifikan," katanya dalam RDP bersama Komisi VII DPR RI pada Selasa, 9 Juli 2024.

Untuk tahun 2018 volume impor BBO Indonesia mencapai 27.304 ton, 2019 sedikit menurun di angka 27.050 ton namun kembali naik di 2020 sebesar 29.429 ton 2021 kembali naik di angka 34.770 Ton dan puncaknya di 2022 dengan nilai 35.890 ton sementara di 2023 kembali penurun di angka 26.523 ton.

Jika dilihat dari sisi nilai sepanjang 2018 impor BBO di angka US$332 juta lalu turun di tahun 2019 menjadi US$294 juta naik lagi di 2020 menjadi US$312 juta kembali naik 2021 sebesar US$443 juta lalu di Tahun 2022 US$509 juta dan kembali merosot ke angka US$356 di tahun 2023.

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian selama pandemi COVID-19 disebut membawa pengaruh besar terhadap industri farmasi nasional hal ini dapat dilihat dari lonjakan pertumbuhan sebesar 21,77% pada tahun 2020. Nilai pertumbuhan industri Farmasi mulai stabil pada 2022 dan 2023 seiring dengan berakhirnya dengan pandemi.

Dari sisi penyerapan tenaga kerja industri farmasi 3 tahun terakhir mengalami peningkatan di mana 2021 tercatat sebanyak 40.235 tenaga kerja lalu di Tahun 2022 ada 57.881 pekerja dan di 2023 kembali naik di angka 59.698 pekerja.

Sementara dari sisi penambahan investasi baru industri armasi juga mengalami kenaikan di 2022 hingga 2023. Di mana PMDN di angka Rp4.282 miliar lalu PMA Rp1.114 miliar. Sedangkan 2023 melonjak PMDN di angka Rp4.881 dan PMA Rp1.526 miliar.

Strategi Fiskal Kemenperin

Reni menjelaskan, Kementerian Perindustrian melakukan strategi pengembangan BBO untuk mengurangi impor diantaranya  mengusulkan adanya pembebasan PPN terhadap bahan baku impor dan bahan baku lokal untuk industri bahan baku obat. Namun sayangnya hingga saat ini belum ada implementasi kebijakan terkait usulan ini.

Lebih lanjut pembebasan Cukai etil alkohol atau etanol untuk penggunaan sebagai bahan baku dan bahan penolong, implementasi kebijakan ini telah tertuang dalam peraturan Menteri Keuangan nomor 47 tahun 2007 tentang pembebasan cukai.

"Pembebasan Cukai itu kalau untuk penggunaannya sebagai bahan baku obat cukainya dibebaskan kemudian terkait dengan jadi ekspornya," jelasnya.

Selanjutnya Reni menyebut bahwa kementerian perindustrian meminta adanya pengenaan BMTP dan BMAD atau bea masuk imbalan biaya masuk tambahan apabila ada ajakan impor produksi jenis. Hingga kini belum ada kebutuhan dari industri untuk hal ini.

Kementerian menyebut bahwa tengahmu inisiasi dengan mendata industri bahan baku obat yang masuk ke dalam kawasan berikat berdasarkan PMK nomor 96 Tahun 2022 tujuannya untuk membuka dan tidak membatasi pengeluaran bahan baku obat dari kawasan berikat untuk konsumsi dalam negeri.