Tren Istilah: Apa itu Gaslighting dan Bahayanya untuk Korban?
- Gaslighting juga termasuk ke dalam jenis pelecehan emosional terselubung dimana pelaku akan menyesatkan target dan menciptakan narasi yang salah sehingga korban akan mulai mempertanyakan penilaian dan realitas mereka.
Gaya Hidup
JAKARTA - Istilah gaslighting ramai dibicarakan di sosial media akhir-akhir ini. Terutama ketika banyak yang membahas dari sisi seberapa bahayanya untuk korban hingga hubungan dan bagaimana beberapa pelaku gaslighting bahkan tidak menyadari bahwa mereka telah melakukan tindakan gaslighting. Hal ini menjadi patut untuk diwaspadai.
Dilansir dari laman website verywellmind, gaslighting adalah salah satu bentuk manipulasi yang sering terjadi dalam hubungan. Gaslighting juga termasuk ke dalam jenis pelecehan emosional terselubung dimana pelaku akan menyesatkan target dan menciptakan narasi yang salah sehingga korban akan mulai mempertanyakan penilaian dan realitas mereka.
Istilah gaslighting pertama kali dikenalkan dari drama Amerika tahun 1938 yang disutradarai oleh Patrick Hamilton berjudul "Angel Street" Istilah ini kemudian dikembangkan menjadi film bergenre thriller dengan judul "Gas Light" yang disutradarai oleh Alfred Hitchcock di tahun 1944.
Film ini menceritakan tentang seorang suami manipulatif yang mencoba membuat istrinya berfikir bahwa dia telah kehilangan akal sehatnya.
Sang suami melakukan perubahan-perubahan pada lingkungan sang istri seperti mulai mengisolasi istrinya dari dunia luar dan mengklaim bahwa dirinya melakukan itu demi kabaikan sang istri hingga melakukan strategi licik untuk meyakinkan istrinya bahwa ia telah gila dan berharap agar istrinya masuk ke dalam rehabilitasi.
Akibatnya, sang istri mulai menebak-nebak dirinya sendiri, perasaannya, persepsinya dan ingatannya. Hal ini merupakan tujuan dari gaslighting yaitu untuk membuat target merasa kacau dan tidak yakin mana yang benar dan mana yang tidak.
Film ini menggambarkan secara akurat tentang tindakan manipulatif yang toxic sehingga psikolog dan konselor mulai melabeli jenis perilaku pelecehan emosional ini sebagai "gaslighting"
- Perjalanan IPO RANS: Dari Garasi hingga Punya Valuasi Rp3 Triliun
- Raksasa Baik Hati, Inilah 11 Ras Anjing Terbesar di Dunia
- Tanda-tanda Penyurutan Inflasi Semakin Nyata, Nilai Kurs Rupiah Berpotensi Menguat
- BRI Berencana Lakukan Buyback dengan Estimasi Rp1,5 Triliun
Gaslighting umumnya terjadi dalam hubungan romantis, tetapi tidak jarang juga terjadi pada hubungan persahabatan, keluarga, hingga hubungan pekerjaan.
Pada akhirnya, korban gaslighting mulai merasa tidak yakin akan persepsi mereka tentang dunia dan bahkan bertanya-tanya apakah mereka kehilangan kewarasan.
Gaslighting dalam waktu yang lama akan menyebabkan korban mempertanyakan validitas pemikiran mereka sendiri, persepsi realitas, ingatan dan biasanya menyebabkan kebingungan, kehilangan kepercayaan diri, harga diri, ketidakstabilan emosional atau mental seseorang, hingga ketergantungan pada pelaku.