Tren Istilah: Childfree dan Kaitannya dengan Perubahan Iklim
- Belakangan istilah childfree kembali menjadi bahan perbincangan publik di Indonesia.
Gaya Hidup
JAKARTA — Belakangan istilah childfree kembali menjadi bahan perbincangan publik di Indonesia. Hal itu setelah influencer, Gita Savitri, kerap memberikan pernyataan soal childfree di akun Instagram pribadinya. Belakangan dia berseloroh bahwa childfree adalah yang menjadi rahasia awet mudanya.
Gita sendiri sudah menyampaikan bahwa dia dan suami adalah penganut childfree. Sikap tersebut kemudian menjadi perdebatan mengingat tidak memiliki anak dalam pernikahan bukanlah hal yang lazim di Indonesia.
Alasan seseorang atau pasangan memilih childfree sejatinya tak hanya sebatas pertimbangan psikologis, ekonomi maupun kesehatan. Keputusan untuk childfree juga seringkali dipilih karena ada nilai personal tersendiri. Salah satunya yakni mempertimbangkan perubahan iklim.
Sikap tersebut terdengar naif. Namun di belahan dunia lain terutama di Eropa dan Amerika Serikat (AS), tak sedikit pasangan muda yang menjadikan kondisi alam sebagai alasan memilih childfree. Dilansir dari Washington Post, survei Pew Research Center tahun 2021 terhadap orang dewasa di AS tanpa anak menyebutkan bahwa 5% dari mereka memilih childfree karena permasalahan perubahan iklim.
- Elon Musk Akan Berbagi Pendapatan Iklan dengan Pengguna Twitter, Ini Syaratnya!
- Lagi, Pemerintah Berencana Naikkan Harga Tiket Candi Borobudur
- Dua Emiten yang Baru IPO Sahamnya Nyungsep ke Level ARB Hari Ini
Makalah yang diterbitkan dua ilmuwan di Oregon State University menyebutkan setiap anak yang lahir di AS menambahkan ribuan ton karbondioksida ke “warisan karbon” seumur hidup orangtua mereka. Memilih untuk tidak memiliki anak bakal mengurangi emisi sekitar 60 metri ton per tahun.
Menolak memiliki anak juga dianggap membantu menjaga ketahanan pangan dunia yang kian tergerus karena tak seimbangnya ketersediaan sumber daya alam dengan populasi manusia. “Setiap anak yang kita miliki di bagian dunia yang maju akan sangat mahal secara lingkungan,” kata ahli bioetika Universitas Johns Hopkins, Travis Rieder.
Sejumlah pasangan yang memilih childfree dengan alasan perubahan iklim biasanya tetap terbuka memiliki anak, tapi dengan cara mengadopsi. Langkah tersebut dinilai lebih bijak untuk menjaga alam sekaligus membantu sesama yang membutuhkan.