Tren Istilah Investasi: Apa itu Gross Merchandise Value (GMV)
- Gross Merchandise Value (GMV) jadi istilah yang tidak asing bagi para pelaku startup. Pasalnya, GMV sering dijadikan tolak ukur untuk mengetahui pertumbuhan dari sebuah startup. Lantas, apa sebenarnya GMV itu?
Fintech
JAKARTA- Gross Merchandise Value (GMV) jadi istilah yang tidak asing bagi para pelaku start up.
Pasalnya, GMV sering dijadikan tolak ukur untuk mengetahui pertumbuhan dari sebuah startup. Lantas, apa sebenarnya GMV itu?
Gross Merchandise Value atau GMV adalah metrik yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan finansial dari sebuah start up. GMV pada start up diartikan sebagai sebagai total pembelian yang terjadi pada situs atau aplikasi selama periode waktu tertentu.
Pada praktiknya, biasanya start up menghitung GMV per kuartal atau per tahun. Banyak orang salah kaprah menganggap GMV sebagai pendapatan (revenue). Sebab, secara sekilas keduanya tampak mirip. Padahal ada perbedaan antara GMV dan revenue.
Meski sama-sama menghitung total pembelian pengguna dalam periode waktu tertentu, transaksi yang terjadi dalam situs atau aplikasi biasanya tidak langsung masuk ke kantong perusahaan. Itulah kenapa GMV tidak bisa dijadikan sebagai acuan total pemasukan startup.
- Peringatan dari FAO PBB: Harga Pupuk Melambung Akan Memperparah Krisis Pangan Global
- IWIP Target Serap 10.400 Tenaga Kerja Lokal hingga Akhir 2022
- Dijemput Sang Ayah, Begini Kondisi Jasad Eril Saat Ditemukan
Selain itu, tidak semua start up bisa menggunakan metrik GMV untuk mengukur pertumbuhan finansialnya. Biasanya, metrik ini lebih cocok digunakan pada start up e-commerce.
Perlu ditekankan, GMV hanya menghitung pembelian yang terjadi melalui situs atau aplikasi. Pengeluaran seperti biaya marketing, pengiriman barang, diskon dan retur belum termasuk di sini.
Ini terjadi karena fokus utama GMV memang untuk melihat jumlah pembelian yang terjadi.
Lantas, bagaimana GMV bisa menjadi tolak ukur pertumbuhan finansial sebuah start up?
Lewat perhitungan GMV, Anda dapat melihat jumlah akumulasi pergerakan pembelian yang terjadi per kuartal atau per tahun. Sebagai contoh, dari kuartal pertama hingga kuartal keempat, Anda bisa melihat apa tren pembelian yang terjadi.
Apakah total pembeliannya naik atau turun. Dari situ Anda bisa melihat pertumbuhan finansial sebuah start up.
Jika GMV start up terus bertumbuh, investor akan menilainya sebagai hal yang positif. Nilai valuasi perusahaan juga akan dinilai tinggi.
Itulah kenapa banyak e-commerce yang berlomba-lomba meningkatkan jumlah transaksi, baik melalui promosi, diskon ataupun cashback.