Tren Istilah: Mengenal Wokefishing, Tren Kencan yang Manipulatif
- Wokefishing merupakan tren kencan dinmana seseorang berpura-pura memiliki pandangan yang sama dengan orang lain yang menarik perhatiannya.
Gaya Hidup
JAKARTA - Apa itu wokefishing? Istilah wokefishing pertama kali dikenalkan oleh Serena Smith pada tahun 2020 dalam karyanya untuk VICE. Istilah ini kemudian mulai dikenal dan digunakan oleh pengguna sosial media seperti Twitter.
Melansir dari berbagai sumber, wokefishing merupakan tren kencan dinmana seseorang berpura-pura memiliki pandangan yang sama dengan orang lain yang menarik perhatiannya.
Pandangan ini biasanya berkaitan dengan isu-isu sosial atau politik yang sedang marak diperbincangkan seperti kesetaraan gender, diskriminasi warna kulit, dan lain sebagainya.
- IHSG Berpotensi Rebound Setelah Ditutup di Candlestick Hammer, Simak 6 Rekomendasi Saham Ini
- Baru Diberi Inggris, Ukraina Pakai Rudal Storm Shadow untuk Hancurkan Pasukan Rusia
- Pasca Kasus BSI, OJK, dan BPKP Teken Kerja Sama untuk Perkuat Pengawasan Sektor Jasa Keuangan
Hal ini bertujuan untuk membuat target tertarik berkencan dengan mereka. Pada kenyataanya pelaku tidak benar-benar memegang nilai-nilai atau pandangan yang mereka klaim.
Damona Hoffman, seorang pelatih kencan dan pembawa acara The Dates & Mates Podcast menjelaskan beberapa penjelasan psikologis mengapa seseorang mencoba melakukan wokefishing "Biasanya, individu tidak berbohong dengan tujuan menyakiti orang lain dengan sengaja" kata Hoffman.
"Umumnya mereka enggan berbohong kecuali jika kebenaran menghalangi tujuan mereka" tambahnya. Jadi kemungkinan seseorang melakukan wokefishing adalah agar target menyukainya dan ia bisa mendapatkan apa yang ia inginkan.
Lebih lanjut Hoffman juga mengungkapkan bahwa butuh waktu bertahun-tahun bagi pelaku wokefishing untuk menunjukkan warna mereka.
Pakar kencan dan hubungan, Sarah Louise Ryan mengatakan beberapa cara mudah untuk menemukan tanda seseorang sedang melakukan wokefishing kepada Anda salah satunya dengan mempercayai insting Anda, tanyakan pada diri Anda "Apakah Anda harus mempercayai orang ini? Bagaimana perasaan Anda saat berada di dekat orang ini? Apakah Anda mempercayai mereka?" Jika firasat Anda mengatakan Anda tidak mempercayai mereka coba pikirkan dan pertimbangkan ulang semuanya.
Cara lain yang bisa Anda lakukan adalah dengan banyak berkomunikasi. Jika seseorang tampak berbohong tentang sesuatu jangan ragu untuk menanyakan lebih lanjut tentang pendapat dia. Kemungkinan besar mereka tidak akan bisa berbohong. Memiliki percakapan yang nyata, bermakna, dan panjang dengan orang-orang dapat membantu Anda menentukan apakah mereka berpura-pura dengan pandangan mereka.
Selanjutnya Sophie Thomas, seorang pelatih cinta mengatakan bahwa tidak berburu-buru dalam melakukan apa pun juga bisa menyelamatkan Anda dari wokefishing. "Jika menurut Anda seseorang berpura-pura menjadi orang lain, saran saya adalah memperlambatnya, kencani orang lain dan ketika Anda merasa yakin, akhiri hubungan itu." Hubungan yang autentik dibangun seiring waktu, dan jika Anda tidak merasa 100% pada seseorang, mundurlah.