<p>Pekerja tengah menyelesaikan pembuatan furniture di PT Funisia Perkasa,Juru Mudi Baru Kecamatan Benda, Kota Tangerang, Banten, Selasa 13 Oktober 2020. Dimasa pandemi walaupun pasar lokal sedikit berkurang namun pemintaan dari pasar ekspor cukup tinggi walaupun terkendala dalam proses pengiriman. Pengusaha berharap agar pemerintah bisa tetap mendukung dan memperhatikan sektor industri ini khususnya dalam hal ekspor produk. Foto: Panji Asmoro/TrenAsia</p>
Nasional

Tren Naik, Sektor ILMATE Catat Ekspor Rp178,5 Miliar Sepanjang Kuartal I-2021

  • JAKARTA – Nilai ekspor sektor industri logam, mesin, alat transportasi dan elektronika (ILMATE) tercatat sebesar US$12,4 miliar atau setara Rp178,5 miliar (asumsi kurs Rp14.400 per dolar Amerika Serikat) sepanjang kuartal I-2021. Jumlah ini naik sebesar 27% dibandingkan dengan ekspor sebelumnya, yakni US$9,7 miliar. Begitu pula dengan nilai investasi, sektor ILMATE menunjukkan tren positif dengan membukukan […]

Nasional
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Nilai ekspor sektor industri logam, mesin, alat transportasi dan elektronika (ILMATE) tercatat sebesar US$12,4 miliar atau setara Rp178,5 miliar (asumsi kurs Rp14.400 per dolar Amerika Serikat) sepanjang kuartal I-2021.

Jumlah ini naik sebesar 27% dibandingkan dengan ekspor sebelumnya, yakni US$9,7 miliar. Begitu pula dengan nilai investasi, sektor ILMATE menunjukkan tren positif dengan membukukan penanaman modal sebesar Rp40,361 triliun.

“Sektor ILMATE mampu mendorong penguatan daya saing dan kemandirian sektor industri nasional,” ungkap Direktur Jenderal ILMATE Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier dalam keterangan resmi yang dikutip Jumat, 11 Juni 2021.

Meskipun demikian, untuk membangkitkan gairah usaha para pelaku industri di tanah air, substitusi impor 35% tetap digalakkan. Langkah ini, kata Taufiek, dijalankan secara simultan melalui peningkatan utilisasi produksi dan mendorong pendalaman struktur industri.

Penurunan Impor Hingga Rp37,28 Triliun

Ia bilang, sektor ILMATE ditargetkan bisa menurunkan impor sebesar Rp37,28 triliun hingga tahun depan.

Impor ini mencakup komoditas logam, kendaraan bermotor, sepeda, peralatan elektronik maupun alat kesehatan. Diketahui, pada 2020 penurunan impor di sektor ILMATE mencapai Rp21,01 triliun.

Taufiek menjelaskan, pihaknya akan memacu strategi dengan menerapkan minimum import price (MIP) serta kuota impor maupun perizinan impor.

Kemudian, penerapan pre-shipment inspection pada produk impor, termasuk pengaturan entry point pelabuhan untuk komoditi tertentu.

Berikutnya, Kemenperin akan melakukan pembenahan LSPro, mengembalikan kebijakan post border, menaikkan tarif MFN, serta menaikkan implementasi trade remedies.

Terkait hal ini, pemberlakuan SNI dan technical barrier to trade (TBT) diwajibkan, serta diterapkan pengenaan bea keluar untuk beberapa komoditi primer dalam rangka menjamin ketersediaan bahan baku di dalam negeri.

Taufiek optimistis, berbagai langkah strategis tersebut dapat menekan dan menurunkan nilai impor industri manufaktur, termasuk sektor ILMATE.

“Kami yakin, dengan terus melakukan berbagai upaya setrategis dan kerja sama yang dibangun dengan berbagai pihak, target penurunan impor 35% hingga tahun 2022 dapat tercapai,” kata dia.