Pekerja menata tabung liquified petroleum gas (LPG) disalah satu agen gas non subsidi kawasan Petojo, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa, 28 Desember 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Energi

Tren Pengguna LPG Nonsubsidi Turun, LPG 3Kg Makin Tak Tepat Sasaran

  • Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Tutuka Ariadji mengatakan, tren konsumsi Liquefied Petroleum Gas (LPG) non subsidi atau LPG 5,5 kilogram (kg) dan 12 kg mengalami penurunan hingga 10%.

Energi

Debrinata Rizky

JAKARTA - Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Tutuka Ariadji mengatakan, tren konsumsi Liquefied Petroleum Gas (LPG) non subsidi atau LPG 5,5 kilogram (kg) dan 12 kg mengalami penurunan hingga 10%.

Tutuka melihat justru hal ini berbanding terbalik dengan konsumsi LPG 3 kg bersubsidi yang mengalami lonjakan hingga over kuota.

"PSO kebutuhannya selalu naik 4-5 persen. Di lain pihak yang non PSO turun 10 persen tahun kemarin. Ini jadi perhatian kami. Apa yang terjadi di lapangan, non PSO turun apakah terjadi switch ke PSO," katanya dalam konferensi pers virtual, Kamis, 3 Agustus 2023.

Sehingga pemerintah bersama pemerintah daerah melakukan pengawasan terkait distribusi gas melon ini agar tidak ada penyelewengan olrh oknum tak bertanggung jawab.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, Maompang Harahap mencatat, penyaluran LPG non subsidi di tahun 2019 hingga tahun 2022 terus menurun hingga 10,9% per tahun. Yang mana penyaluran LPG non subsidi di tahun 2022 sebesar 0,46 juta metrik ton.

Berdasarkan laporan Maompang untuk rata-rata peningkatan realisasi volume penyaluran LPG tabung 3 kg dari 2019 hingga 2022 sebesar 4,5% per tahun, atau telah mencapai 7,8 juta metrik ton di tahun 2022

Adapun realisasi subsidi LPG 3 kg tahun 2022 sesuai dengan laporan LKPP audited yaitu sebesar Rp139 triliun. Ini porsi subsidi energi yang terbesar termasuk pembayaran kurang bayar tahun 2022 dan tahun 2021 sebesar Rp15,04 triliun.

Sebaran Lonjakan LPG 3 Kg

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan mengatakan, terdapat dua daerah khususnya di Jawa Barat dan Jawa Tengah yang mengalami lonjakan permintaan LPG 3 kg.

"Daerah dengan jumlah transaksi terbesar itu sampai saat ini lonjakan terjadi di 31 Juli 2023 yaitu di Jawa bagian Barat dan Jawa bagian Tengah," jelas Riva

Riva mengatakan di dua darah tersebut masing-masing telah memilikii pangkalan LPG 3 kg sebanyak 36 ribu pangkalan di Jawa Barat dan sebanyak 46 ribu pangkalan di Jawa Tengah.

Pemerintah bersama kepolisian dan Pertamina terus meningkatkan pengawasan dan memberikan sanksi oknum agen, pangkalan, atau lainnya yang melakukan pelanggaran tersebut.

Mekanisme pendistribusian LPG 3 kg terus diperbaiki salah satunya dengan melakukan digitalisasi. Pasalnya mekanisme  pencatatan transaksi manual dalam logbook pangkalan rawan manipulasi sehingga tidak mampu menunjukkan profil pengguna LPG 3 kg yang sesungguhnya.

Maka perlu adanya proses pendataan dan pencocokan data pengguna yang sedang berlangsung diharapkan dapat menjawab tantangan tersebut. Dalam tahap pendataan ini tidak ada pembatasan pembelian LPG 3 kg. Masyarakat bisa membeli di pangkalan atau sub penyalur resmi Pertamina hanya perlu menunjukkan KTP atau Kartu Keluarga.