<p>Proyek apartemen milik PT PP Properti Tbk. / Facebook @PTPPPropertiTbk</p>
Industri

Tren Permintaan Anjlok, Banyak Proyek Apartemen Mangkrak

  • Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti Nirwono Joga menilai rumah tapak lebih aman ketimbang tinggal di hunian vertikal seperti apartemen. Sebab, pada dasarnya salah satu upaya meredam pandemi yakni menjaga jarak dan menghindari kerumuman ataupun kepadatan.

Industri

wahyudatun nisa

JAKARTA – Tak sedikit proyek apartemen yang mangkrak akibat terimbas pandemi COVID-19. Anjloknya permintaan membuat sejumlah pengembang terpaksa menghentikan pembangunan hunian vertikal itu.

Direktur PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) Harun Hajadi menilai merosotnya permintaan diiringi dengan kondisi finansial yang lemah membuat pengembang properti harus menghentikan pembangunan proyek apartemenya.

“Saat ini sedang krisis karena pandemi COVID-19. Properti bukan kebutuhan utama, sehingga demand turun,” kata Harun saat dihubungi reporter TrenAsia.com, Selasa, 14 Juli 2020.

Dia menuturkan dalam pembangunan proyek hunian vertikal, pengembang tidak bisa hanya mengandalkan 100% dari cicilan pembeli, melainkan harus didukung dengan demand yang kuat.

Kendati demikian, perusahaan bersandi saham CTRA itu mengaku tidak ada penghentian dalam proyek properti miliknya. “Kami memang tidak ada yang terhenti, semua pembangunan tidak ada yang dihentikan,” imbuhnya.

Proyek Mangkrak

Sejalan dengan ini, pengamat properti Panangian Simanungkalit menyebutkan katidakpastian pemulihan ekonomi mendukung terjadinya penurunan daya beli masyarakat. Mulai April 2020 lalu, permintaan properti semakin merosot.

“Alhasil, proyek yang sudah jalan pasti dihentikan, apalagi apartemen. Apartemen ini kan kalau enggak terjual 70 persen pengembang rugi. Misalnya 400 unit, kalau enggak terjual 300 unit sudah pasti rugi itu. Jadi daripada rugi lebih banyak, lebih baik ditahan saja dulu, mangkraklah dia,” ujarnya.

Apalagi menurut sejumlah pakar, tren properti saat ini lebih mengarah kepada rumah tapak atau landed house. Hunian dengan konsep landed house ini laris manis diburu pembeli selama pandemi COVID-19 ini.

Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti Nirwono Joga menilai rumah tapak lebih aman ketimbang tinggal di hunian vertikal seperti apartemen. Sebab, pada dasarnya salah satu upaya meredam pandemi yakni menjaga jarak dan menghindari kerumuman ataupun kepadatan.

Menurutnya pertimbangan konsumen properti dalam memilih tempat tinggal akan mengutamakan prinsip kesehatan dan sebisa mungkin meminimalisir kontak fisik dengan tetangga maupun penghuni lain, yang mana hal ini sulit didapatkan dari hunian vertikal. Sebab adanya penggunaan fasilitas bersama. (SKO)