Tren Properti Paling Dicari Calon Pembeli Usai Pandemi
JAKARTA – Merebaknya virus corona alias COVID-19 telah mengubah gaya hidup masyarakat termasuk mempengaruhi perilaku konsumen dalam memilih produk properti. Pascapandemi, tren properti yang paling dicari oleh masyarakat calon pembeli bakal bergeser dengan lebih mengutamakan aspek kesehatan. Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Tata Ruang dan Pengembangan Kawasan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Real Estat Indonesia (REI) Hari […]
Gaya Hidup
JAKARTA – Merebaknya virus corona alias COVID-19 telah mengubah gaya hidup masyarakat termasuk mempengaruhi perilaku konsumen dalam memilih produk properti. Pascapandemi, tren properti yang paling dicari oleh masyarakat calon pembeli bakal bergeser dengan lebih mengutamakan aspek kesehatan.
Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Tata Ruang dan Pengembangan Kawasan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Real Estat Indonesia (REI) Hari Ganie mengatakan adanya pendemi ini mengubah tren konsumen di sektor properti, lokasi bukan lagi faktor penting dalam menentukan produk properti.
“Orang sudah melihat bahwa bisa bekerja tanpa harus ke kantor dan tetap produktif. Ini yang membuat adanya pergeseran lokasi. Jadi kebutuhan rumah itu tidak harus di dekat kantor atau pusat kota,” kata Hari kepada reporter TrenAsia.com, Selasa, 16 Juni 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Menurutnya, pandemi ini menyadarkan akan pentingnya membangun rumah yang sehat. Masyarakat akan lebih memilih rumah dengan sirkulasi udara yang baik, adanya area resapan air, tersedianya ruang terbuka hijau, serta memilih kawasan dengan tingkat kepadatan rendah.
Dikatakan Hari, pascapandemi pengembang akan mulai kembali menerapkan koefisien dasar bangunan (KDB) yaitu komposisi antara bangunan dengan tanah yang tidak dibangun. Dalam KDB, area yang boleh dibangun seluas 30% sampai 40%, sedangkan sisanya harus hijau atau tidak dilakukan pengerasan.
“Di wilayah Jakarta banyak yang tidak sesuai dengan ini, semuanya disemen, banyak yang melawan aturan KDB itu. Jadi dengan adanya COVID-19 ini menyadarkan kami akan pentingnya kaidah-kaidah kesehatan dalam produk properti, baik itu rumah tinggal, perkantoran, maupun mal,” sebutnya.
Hari menuturnya, salah satu konsep yang akan diminati pascapandemi yaitu pola rumah kebun. Sementara, untuk perkantoran ada yang namanya konsep green building, seperti gedung pemerintah yang baru, gedung perusahaan swasta besar, dan gedung perusahaan multi nasional.
“Konsep green building yaitu bangunan yang mengikuti kaidah-kaidah, yang mempunyai sertifikat dari badan sertifikasi bangunan hijau yaitu Green Building Council Indonesia,” terang Hari.
Pada pergeseran tren properti ini, selain aspek kesehatan, infrastruktur teknologi informasi atau internet juga menjadi poin utama. Sebab, ketersedian internet yang stabil akan mendukung serta mempermudah masyarakat dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. (SKO)