Fintech

Tren Shoppertainment Muncul, Transaksi Belanja (GMV) e-Commerce Diprediksi Tembus Rp405 Triliun

  • Tren pemasaran secara live streaming atau Shoppertainment bisa mendongkrak penjualan di e-commerce.
Fintech
Laila Ramdhini

Laila Ramdhini

Author

JAKARTA - Pandemi COVID-19 yang berlangsung dalam dua tahun ke belakang telah memunculkan kebiasaan masyarakat untuk berbelanja online. Perusahaan-perusahaan juga mulai berinvestasi secara signifikan dalam digitalisasi bisnis dan eCommerce mereka. Hal ini diungkap dalam Laporan Brand Safety dan MarTech 2022 yang dirilis MMA Global Indonesia.

"Investasi perusahaan dalam untuk mengembangkan bisnis e-commerce di Indonesia telah berkontribusi sebesar 54 persen terhadap pertumbuhan ekonomi digital secara keseluruhan, ujar Country Head and Board of Director MMA Global Indonesia Shanti Tolani, dalam hasil riset, dikutip Senin, 12 September 2022.

Shanti menjelaskan, survei yang melibatkan para profesional untuk menyoroti tren industri dengan lanskap digital serta pemasaran yang inovatif ini, juga membahas terobosan dalam e-commerce.

Hasil riset mengungkapkan tren Shoppertainment yang baru muncul mampu mendongkrak nilai transaksi di e-commerce. Tren Shoppertainment diprediksi bernilai US$1 triliun pada 2025 di kawasan Asia Pasifik. 

Penelitian juga menunjukkan Indonesia memiliki volume Shoppertainment yang tinggi. Total transaksi pembelian barang di aplikasi atau gross merchandise value (GMV) Shoppertainment di Indonesia mencapai US$6,5 miliar atau sekitar Rp97,5 triliun.

Angka ini diperkirakan akan tumbuh pada CAGR 65% hingga melebihi US$27 miliar pada 2025 atau sekitar Rp405 triliun (kurs Rp15.000 per dolar Amerika Serikat).

Shoppertainment mengacu pada konsep 'entertainment-first, commerce-second'. Teknik ini digemari oleh generasi muda karena pada dasarnya kaum milenial gemar melihat barang-barang baru yang menarik perhatian untuk mencuci mata dan membelinya.

Shoppertainment merupakan inovasi terbaru dalam berbelanja yang menggunakan berbagai interaksi seperti live streaming dan hiburan lainnya. Proses live streaming merupakan ikon dari strategi Shoppertainment. Konsumen dapat langsung membeli barang ketika pedagang melakukan live streaming.

Dengan adanya proses tersebut, kemungkinan konsumen akan langsung melakukan pembelian dari live streaming. Hal tersebut dikarenakan calon konsumen tergiur dengan penjualan secara real dan terkecoh promo yang ada.

Banyak orang merasa semakin dipermudah dengan adanya teknik Shoppertainment mulai dari pedagang dan konsumen. Berbagai pengalaman yang didapat dari Shoppertainment bukan hanya dari konsumen saja, pedagang pun juga seperti mengembangkan bisnis yang sudah berjalan dengan cara berbeda.

Di Indonesia hampir seluruh e-commerce sudah menggunakan teknik Shoppertainment untuk menunjang fiturnya, di antaranya Lazada dan Shopee. Seiring perkembangan berbagai platform media sosial, TikTok kerap menjadi channel untuk melakukan Shoppertainment.

Teknik ini memberikan pengalaman yang epic kepada para pedagang dan pembeli, sekaligus juga membantu para pemilik brand dan penjual di platform agar bisa bertahan dan optimal dalam berjualan di tengah pandemi ini.