Tren Surplus Neraca Transaksi RI Bakal Bertahan Sepanjang 2023
- Tren surplus neraca transaksi berjalan dan neraca transaksi keuangan Indonesia diperkirakan bakal bertahan sepanjang tahun 2023 menyusul stabilitas ekonomi solid yang terjadi pada tiga bulan pertama tahun ini.
Nasional
JAKARTA – Tren surplus neraca transaksi berjalan dan neraca transaksi keuangan Indonesia diperkirakan bakal bertahan sepanjang tahun 2023 menyusul stabilitas ekonomi solid yang terjadi pada tiga bulan pertama tahun ini.
Ekonom Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnubroto mengatakan bahwa surplus neraca transaksi berjalan nasional pada kuartal I-2023 mencapai US$3 miliar atau berada di atas konsesus US$2,5 miliar.
Surplus tersebut setara dengan 0,9% dari Produk Domestik Bruto (PDB), meningkat signifikan dibandingkan dengan kuartal I-2022 yang sebesar 0,2% dari PDB. Menurut Rully, kondisi ini berperan penting dalam mendukung stabilitas mata uang Rupiah ke depan.
“Namun penting untuk dicatat bahwa prospek untuk kuartal II-2023 kemungkinan surplus neraca transaksi berjalan menurun seiring perlambatan ekonomi global dan normalisasi harga komoditas,” ujarnya melalui riset yang diterima Selasa, 30 Mei 2023.
- Bursa Asia Kompak Menguat, IHSG Malah Melemah 0,67 Persen
- PGN Rombak Jajaran Direksi, Ini Daftar Terbarunya
- Permintaan Melonjak di Jepang dan China, Penjualan Toyota Naik Hampir 5 Persen
Neraca transaksi keuangan pada triwulan pertama tahun ini mencatatkan surplus US$3,4 miliar, berbanding terbalik dari periode yang sama tahun lalu dengan catatan defisit sekitar US$2 miliar.
“Ini menandai perubahan signifikan dari kuartal sebelumnya, karena ini merupakan surplus pertama sejak kuartal III-2021,” kata dia.
Rully optimistis bahwa arus masuk asing (capital inflow) yang kuat akan terus berlanjut, didukung oleh kondisi ekonomi makro Indonesia yang sehat, dengan pertumbuhan yang solid, serta keseimbangan eksternal dan fiskal yang kuat serta inflasi yang terus menurun.
Per Maret 2023, neraca pembayaran mencatat surplus yang signifikan sebesar US$6,5 miliar, membaik signifikan dibandingkan dengan defisit US$1,4 miliar yang terjadi pada kuartal I-2022, ditopang oleh surplus neraca transaksi berjalan dan neraca transaksi keuangan.