<p>Suasana pengunjung dan tenant di pusat perbelanjaan Mal Kasablanka, Jakarta, Rabu, 23 Juni 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Tren Tingkat Hunian Mal Masih Turun Usai Ramadan dan Hari Raya

  • Konsultan properti Colliers International mencatat tingkat hunian pusat perbelanjaan atau mal masih mencatatkan penurunan hingga kuartal II-2021. Tingkat hunian mal Jakarta turun 1,4% dari kuartal sebelumnya (qoq) jadi 72% dan mal Bodetabek turun 1,5% jadi 71,8%.

Industri

Reza Pahlevi

JAKARTA – Konsultan properti Colliers International mencatat tingkat hunian pusat perbelanjaan atau mal masih mencatatkan penurunan hingga kuartal II-2021. Tingkat hunian mal Jakarta turun 1,4% dari kuartal sebelumnya (qoq) jadi 72% dan mal Bodetabek turun 1,5% jadi 71,8%.

“Momentum Ramadan dan Hari Raya ada juga aktivitas kenaikan di pusat perbelanjaan, cuma di lain pihak banyak retailer besar yang menutup gerainya secara permanen,” ujar Head of Reseach Colliers Indonesia Ferry Salanto dalam paparannya, dikutip Kamis, 8 Juli 2021.

Secara rinci, tingkat hunian pusat perbelanjaan tertinggi di Jakarta masih tercatat di daerah CBD yaitu 77%. Sementara itu, Jakarta Utara 72,2%, Jakarta Timur 71,3%, Jakarta Barat dan Jakarta Selatan non-CBD 70,8%, dan yang terburuk adalah Jakarta Pusat non-CBD 59,6%.

Untuk daerah Bodetabek, tingkat hunian mal tercatat paling tinggi di Bekasi yaitu 75,9%. Lalu, Tangerang tercatat 70,6%, Depok 69,4%, dan terakhir Bogor 68,4%.

Ferry memproyeksikan adanya PPKM Darurat akan mempersulit kinerja pusat perbelanjaan dan tenant-tenant yang beroperasi. Tanpa traffic mal, tenant ini akan sangat menderita.

Traffic ini penting buat mereka karena traffic ini yang akan di-convert menjadi sales. Kalau traffic-nya saja berkurang bagaimana mereka menaikkan sales?” kata Ferry.

Atas dasar ini pula, Ferry memperkirakan masih akan terjadi penutupan gerai hingga akhir tahun ini apalagi kalau PPKM Darurat berjalan berlarut-larut.

Tingkat hunian mal pun diproyeksi akan terus tertekan hingga akhir 2021 ini. Selain karena alasan yang disebut di atas, jumlah pasokan baru yang akan masuk hingga akhir 2021 juga ikut menekan tingkat hunian.

Pada kuartal II-2021 saja, Pondok Indah Mall 3 yang baru mulai beroperasi menambah pasok kumulatif Jakarta menjadi 4,86 juta meter persegi (m2).

Di Bodetabek, AEON Mall Tanjung Barat yang siap beroperasi pada semester II-2021 juga akan menambah pasokan kumulatif yang sudah 2,84 juta m2. Selain itu, Colliers juga memprediksi akan ada 3 mal baru di area Bodebek.

Kondisi pandemi yang tak kunjung usai pun membuat pengelola pusat perbelanjaan cenderung tidak mengubah tarif sewa. Ini berarti tarif sewa cenderung stabil sepanjang semester II-2021.

“Para pengelola pusat perbelanjaan lebih menyesuaikan skema pembayaran serta ketentuan sewa selama pandemi ini. Biaya pemeliharaan juga masih stabil,” ujar Ferry.

Ferry memperkirakan pengelola pusat perbelanjaan akan lebih fleksibel dalam menyesuaikan tarif sewa serta biaya pemeliharaan, apalagi jika PPKM Darurat berlaku lebih dari 3-20 Juli 2021 ini. (RCS)