Nasional & Dunia

Trenggiling Kemungkinan Menjadi Inang Virus Corona

  • BEIJING-Wabah virus corona yang mematikan di China bisa menyebar dari kelelawar ke manusia melalui trenggiling, satu-satunya mamalia bersisik di dunia yang digunakan di Asia untuk makanan dan obat-obatan. “Penemuan terbaru ini akan sangat penting untuk pencegahan dan pengendalian (virus),” kata South China Agricultural University, yang memimpin penelitian, menyatakan dalam situs resminya Jumat (7/2). Meskipun dilindungi […]

Nasional & Dunia
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

BEIJING-Wabah virus corona yang mematikan di China bisa menyebar dari kelelawar ke manusia melalui trenggiling, satu-satunya mamalia bersisik di dunia yang digunakan di Asia untuk makanan dan obat-obatan.

“Penemuan terbaru ini akan sangat penting untuk pencegahan dan pengendalian (virus),” kata South China Agricultural University, yang memimpin penelitian, menyatakan dalam situs resminya Jumat (7/2).

Meskipun dilindungi oleh hukum internasional, trenggiling adalah salah satu mamalia paling diperdagangkan di Asia karena dagingnya dianggap lezat di negara-negara seperti China dan sisiknya digunakan untuk obat tradisional, menurut World Wildlife Fund.

Wabah virus corona yang telah menewaskan 636 orang di daratan Cina, diyakini telah dimulai di pasar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei tengah, yang juga menjual hewan liar dalam kondisi hidup.

Para ahli kesehatan berpendapat virus itu mungkin berasal dari kelelawar dan kemudian ditularkan ke manusia, mungkin melalui spesies lain.

Urutan genom dari regangan virus novel corona yang dipisahkan dari trenggiling dalam penelitian ini 99 persen identik dengan orang yang terinfeksi, lapor kantor berita resmi China, Xinhua. Penelitian tersebut juga menemukan bahwa trenggiling menjadi “inang perantara yang paling mungkin”.

Tetapi Dirk Pfeiffer, profesor kedokteran hewan di City University Hong Kong, memperingatkan bahwa penelitian ini masih jauh untuk membuktikan trenggiling telah menularkan virus.

“Anda hanya dapat menarik kesimpulan yang lebih pasti jika anda membandingkan prevalensi (dari virus corona) antara spesies yang berbeda berdasarkan sampel yang representatif, yang hampir pasti tidak,” kata dia.