Bumi Serpong Damai
Korporasi

Triliunan Uang Grup Sinarmas Disimpan di Lima Bank Ini, Satu Milik Korea

  • Manisnya hubungan BSDE dan Bukopin sejak tahun 2022 itu belum diketahui muasalnya

Korporasi

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) termasuk salah satu perusahaan di dalam jejaring Grup Sinarmas yang paling tajir. 

Laporan keuangan perseroan tahun 2022 mencatat, hingga akhir Desember 2022 total kas dan setara kas perusahaan mencapai Rp 9,73 triliun. Sebagian besar uang itu disimpan BSDE di sejumlah bank papan tengah.

Salah satu contohnya adalah simpanan deposito di Bank Bukopin yang mencapai Rp 1,49 triliun. Ini merupakan penempatan baru dana grup Sinarmas di bank milik KB Kookmin Bank, raksasa keuangan asal Korea Selatan. Pasalnya di tahun 2021 tak ada deposito BSDE di Bukopin.

Manisnya hubungan BSDE dan Bukopin sejak tahun 2022 itu belum diketahui muasalnya. Hanya memang, sejak akhir tahun 2021, mantan managing director Sinarmas Group, Gandi Sulistyanto menjadi Duta Besar Indonesia di Korea Selatan.

Selain Bukopin, dana kas BSDE juga ditempatkan di sejumlah bank kelas menengah. Seperti di Bank BJB senilai Rp 1,85 triliun, Mandiri Taspen Rp 1,78 triliun, BTN sebesar Rp 1,76 triliun dan Bank Mega Rp 860 miliar.

Berbeda dengan strategi penempatan dana, BSDE melakukan langkah berbeda saat menarik pinjaman. Contohnya, untuk utang bank jangka panjang pada tahun 2022, BSDE lebih banyak menggunakan fasilitas pinjaman dari bank BUMN.

Dari total pinjaman bank jangka panjang yang tercatat senilai Rp 6,20 triliun, lebih dari 75% berasal dari bank plat merah. Misalnya dari Bank Mandiri Rp 2,32 triliun, Bank BTN Rp 1,2 triliun dan BNI sebesar Rp 1 triliun.

Kinerja BSDE sepanjang tahun 2022 sangat mentereng. Laporan keuangan perseroan mencatat, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk mencapai Rp 2,43 triliun, naik lebih dari Rp 1 triliun dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp 1,34 triliun.

Melonjaknya keuntungan BSDE itu banyak dipengaruhi oleh kenaikan pendapatan perseroan yang mencapai Rp 10,23 triliun. Jumlah itu naik 33,7% dibangkan tahun 2021 sebesar Rp 7,65 triliun.

Salah satu yang menarik dari kinerja BSDE tahun 2022 adalah perkembangan bisnis PT AMSL Indonesia, perusahaan patungan Sinar Mas Land  dengan AEON Mall.

Laporan keuangan BSDE menyatakan bahwa AMSLI masih menderita rugi selama periode 2021 dan 2022. Bagian rugi bersih dari AMSLI yang belum diakui BSDE pada tahun 2022 mencapai Rp 227,67 miliar, lebih tinggi dibandingkan rugi tahun 2021 sebesar Rp 139,10 miliar.

"Kami menilai tren pertumbuhan bisnis BSDE akan berlanjut dengan didukung pangsa pasar penjualan properti dan potensi penjualan lahan. Target harga saham BSDE sebesar Rp 1.300 per saham, " jelas Victor Stefano dalam riset Danareksa Sekuritas yang terbit kemarin (13/3).