Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis 12 Januari 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Bursa Saham

Trio Saham Bank BUMN: BMRI, BBNI, dan BBRI Terus Melejit, Tapi Sampai Kapan?

  • Saham trio bank BUMN menguat berjamaah. Penguatan ini dipimpin oleh BBNI yang melejit 3,46% ke level Rp4.780 per saham.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Trio saham bank BUMN, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) masih terus berpesta seiring pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia. 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, pada perdagangan Selasa, 21 Januari 2025, hingga pukul 13.56 WIB, seluruh saham trio bank BUMN menguat berjamaah. Penguatan ini dipimpin oleh BBNI yang melejit 3,46% ke level Rp4.780 per saham. 

Selama periode tersebut, saham BBNI telah ditransaksikan mencapai 511,42 ribu lot dengan transaksi mencapai Rp242 miliar. Sementara itu, sejak pengumuman penurunan suku bunga pada pekan lalu, saham ini telah melesat 14,32%.

Di posisi kedua, ada saham BBRI yang juga melesat 3,08% ke level Rp4.350 per saham, yang mencerminkan kenaikan 12,49% selama satu minggu terakhir. Selama periode tersebut saham ini telah ditransaksikan sebanyak 2,40 juta lot dan nilai transaksi tembus Rp1,03 triliun. 

Tidak ketinggalan, saham BMRI juga melesat 2,92% ke level Rp6.150 per saham, yang mencerminkan kenaikan 10,81% selama satu minggu terakhir. Dari segi transaksi saham ini telah dibelanjakan sebanyak 496,67 ribu lot dengan valuasi mencapai Rp365,06 miliar. 

Sementara itu, pada penutupan perdagangan sebelumnya, ketiga saham bank ini kompak diburu oleh investor asing dengan total transaksi net buy asing sebesar Rp368,94 miliar untuk BBRI, Rp40,03 miliar untuk BMRI, dan Rp34,22 miliar untuk BBNI.

Sebagai hasilnya, performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga turut terangkat sebesar 3,03% selama satu minggu terakhir. Sementara itu, hingga siang ini indeks composite berada di level 7.202. 

Katalis Saham Bank

Hal tersebut sejalan dengan riset BRI Danareksa Sekuritas bahwa aham perbankan memiliki bobot besar dalam pembentukan IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI), mencapai hampir 30%. Oleh karena itu, kenaikan saham perbankan otomatis akan mengangkat IHSG. 

Selain itu, BRI Danareksa Sekuritas juga mengungkapkan penurunan BI Rate menjadi 5,75% memberikan peluang strategis bagi bank untuk meningkatkan efisiensi operasional dan memperkuat kinerja keuangan. “Sebagai contoh, selama periode penurunan BI Rate pada 2016-2018 sebesar 125 basis poin, sektor perbankan mencatatkan pertumbuhan signifikan dalam harga saham,” jelasnya dalam riset dikutip pada Selasa, 21 Januari 2025. 

Dari sisi sentimen, BRI Danareksa Sekuritas menilai bahwa penurunan BI Rate akan menurunkan suku bunga di pasar uang antarbank (PUAB), yang menjadi katalis positif bagi seluruh saham perbankan, termasuk BBRI.
"Penurunan PUAB akan mengurangi biaya dana (cost of fund) perbankan, yang kemudian diikuti oleh penurunan bunga simpanan dan bunga kredit," jelas mereka.

Di samping itu, penurunan suku bunga acuan ini memberikan dampak positif bagi perbankan dengan porsi deposito tinggi terhadap total dana pihak ketiga (DPK), seperti PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dengan porsi 52%, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) 38%, dan BBRI 36%.

Perusahaan efek tersebut juga bilang penurunan BI Rate juga akan berpengaruh positif bagi BMRI dan BBNI, yang memiliki porsi deposito khusus sebesar 40% dari total DPK. Selain itu, penurunan imbal hasil obligasi dan surat berharga seperti Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dapat meningkatkan likuiditas perbankan. Tren penurunan imbal hasil obligasi pemerintah dengan tenor 10 tahun juga mendukung hal ini.