Mantan Presiden AS dan Calon Presiden dari Partai Republik Donald Trump (Reuters/Shannon Stapleton)
Dunia

Trump Ancam Larang Imigran Pendukung Hamas Jika Terpilih Lagi

  • Pendekatan yang keras terhadap imigran merupakan salah satu pilar masa jabatan pertama Trump sebagai presiden. Dia adalah kandidat terkuat untuk memenangkan nominasi partainya dan menghadapi Joe Biden dalam pemilihan November 2024.

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Donald Trump berjanji akan menghalangi imigran yang mendukung Hamas untuk masuk ke Amerika Serikat (AS) jika terpilih kembali menjadi Presiden. Dia bakal mengirim petugas untuk menangkap serta deportasi imigran yang secara terbuka mendukung kelompok militan Palestina tersebut.

Pada kampanye di Iowa, Trump menanggapi pembunuhan Hamas terhadap sedikitnya 1.300 warga Israel yang memicu perang. Pejabat kesehatan Palestina mengatakan Israel telah membunuh lebih dari 2.800 warga Palestina di Gaza, dikutip dari Reuters, Selasa, 17 Oktober 2023.

Trump, yang menjabat sebagai presiden dari tahun 2017 hingga 2021, menyatakan jika terpilih untuk periode kedua di Gedung Putih, ia akan melarang masuk ke AS bagi siapa pun yang tidak percaya pada hak eksistensi Israel, serta mencabut visa mahasiswa asing yang dianggap ‘antisemit.’

Ia juga berjanji meningkatkan larangan perjalanan dari negara-negara yang dilanda terorisme. Namun, ia tidak menjelaskan bagaimana ia akan menegakkan tuntutannya, termasuk yang mengharuskan imigran mendukung hak eksistensi Israel dengan apa yang ia sebut sebagai penyaringan ideologis yang kuat.

Banyak dari kebijakan imigrasi Trump yang diuji di pengadilan selama masa kepemimpinannya, dan janji-janjinya yang terbaru juga bisa menghadapi tantangan serupa.

Larangan yang dia terapkan terhadap imigran dari beberapa negara mayoritas Muslim telah dibatalkan oleh pengadilan tingkat rendah, tetapi akhirnya diputuskan oleh Mahkamah Agung AS. Biden mengakhiri larangan tersebut ketika dia menjabat.

Pada hari Senin, 16 Oktober 2023, Trump menyatakan akan melarang imigran dari Libya, Somalia, Suriah, dan Yaman atau dari mana pun yang mengancam keamanan. Trump juga membacakan sebuah puisi yang digunakannya untuk mengibaratkan imigran dengan ular berbisa.

Ketua Komite Nasional Partai Demokrat Jaime Harrison menggambarkan janji Trump sebagai islamofobia, ekstrem, dan dirancang untuk mengeksploitasi ketakutan dan kecemasan.

Iowa adalah salah satu negara bagian pertama yang mengadakan kontes pencalonan presiden Partai Republik. Pendekatan yang keras terhadap imigran merupakan salah satu pilar masa jabatan pertama Trump sebagai presiden. Dia adalah kandidat terkuat untuk memenangkan nominasi partainya dan menghadapi Joe Biden dalam pemilihan November 2024.

Dengan berjanji untuk memperketat undang-undang imigrasi AS secara drastis, Trump berkata, “Jika Anda ingin menghapus negara Israel, Anda tidak memenuhi syarat, jika Anda mendukung Hamas atau ideologi di balik Hamas, Anda tidak memenuhi syarat, dan jika Anda seorang komunis, Marxis, atau fasis, Anda tidak memenuhi syarat.”

Sebagian besar rival Trump dari Partai Republik telah mengutuk Hamas dan memberikan dukungan penuh untuk invasi Israel yang diharapkan terjadi di Gaza. Tetapi tidak ada yang telah menguraikan serangkaian proposal yang begitu ketat untuk mencegah orang masuk ke AS dan mengusir simpatisan Hamas dari negara tersebut.

Amerika Serikat bersama beberapa negara lain telah menunjuk Hamas sebagai organisasi teroris. Gubernur Florida Ron DeSantis, salah satu rival Trump dari Partai Republik dalam pencalonan presiden, mendukung deportasi mahasiswa asing yang pro Hamas dan akan melarang pengungsi Gaza masuk ke Amerika Serikat jika terpilih sebagai presiden.

Minggu lalu, Trump mengkritik Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu karena dianggap tidak siap menghadapi serangan Hamas dan menyebut kelompok militan Lebanon yang didukung oleh Iran, yaitu Hezbollah, sebagai memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi.

Pernyataan Trump di Iowa tampaknya merupakan upaya sebagian untuk meredam kritik tersebut. “Kami akan dengan tegas mendepor warga asing yang memiliki simpati terhadap jihadis,” ujar Trump.