<p>Ilustrasi Trading Bitcoin / Pixabay.com</p>
Fintech

Trump Terpilih, Bitcoin Melaju ke US$100.000 di Tengah Kekhawatiran Inflasi

  • Dalam sepekan, BTC mengalami lonjakan sebesar 21,36%, mencerminkan minat pasar yang sangat kuat terhadap aset kripto ini di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Fintech

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Bitcoin (BTC) mencetak all-time high baru pada Rabu, 13 November 2024 malam hari, menembus angka US$93.409. Pada Kamis, 15 November 2024 pukul 15.00 WIB, angkanya sudah menurun namun masih di level US$90.000-an, tepatnya di angka US$91.127. 

Dalam sepekan, BTC mengalami lonjakan sebesar 21,36%, mencerminkan minat pasar yang sangat kuat terhadap aset kripto ini di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Kenaikan harga Bitcoin juga mendorong peningkatan nilai altcoin, dengan Ethereum (ETH) menyentuh harga US$3.349, Solana (SOL) mencapai US$220, dan Dogecoin (DOGE) berada di angka US$0,324. Kenaikan masing-masing dalam sepekan terakhir tercatat sebesar 38,65% untuk ETH, 38,85% untuk SOL, dan 108% untuk DOGE.

Di sisi lain, kapitalisasi pasar global kripto telah melampaui US$3 triliun, angka tertinggi yang terakhir dicapai pada November 2021. 

Pencapaian ini didukung oleh sentimen bullish yang kuat, seiring dengan kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS yang memberikan dampak positif pada pasar kripto.

Pengaruh Kebijakan Trump Terhadap Pasar Kripto

Donald Trump, presiden terpilih AS, mengumumkan kebijakan yang mendukung Bitcoin dan aset kripto lainnya. 

Trump berjanji untuk menghentikan penjualan miliaran dolar Bitcoin yang dimiliki pemerintah AS dari hasil kasus kriminal dan, sebaliknya, menyimpannya sebagai cadangan strategis seperti emas. 

Kebijakan ini meredam kekhawatiran investor mengenai potensi aksi jual besar-besaran oleh pemerintah AS di masa depan.

Trump juga menyatakan bahwa pada hari pertama masa jabatannya, ia akan memberhentikan Ketua U.S. 

Securities and Exchange Commission (SEC), Gary Gensler, yang selama ini sering dikritik atas pendekatan ketatnya terhadap industri kripto. 

Trump berencana untuk menggantikan Gensler dengan kebijakan yang lebih ramah terhadap industri kripto, termasuk mendorong hak kepemilikan mandiri (self-custody) atas aset kripto. 

Kebijakan ini diharapkan akan memperkuat fondasi legal dan memberikan ruang bagi inovasi dalam ekosistem kripto.

Kinerja Positif ETF Bitcoin Spot

Selain lonjakan harga Bitcoin, produk investasi berbasis kripto seperti ETF Bitcoin spot mencatatkan kinerja yang solid selama lima minggu berturut-turut. 

Pekan lalu, ETF Bitcoin spot di AS mengalami net inflow sebesar US$1,63 miliar pada periode 4 - 8 November 2024. Inflow harian tertinggi tercatat pada Kamis, 7 November 2024 dengan angka US$1,48 miliar, level tertinggi sejak ETF Bitcoin spot pertama kali diperdagangkan pada Januari 2024, menurut data dari SoSo Value.

Panji Yudha, Financial Expert Ajaib Kripto, menyatakan bahwa di tengah reli ini, investor harus tetap waspada atas kemungkinan penurunan harga. 

“Namun, investor harus tetap waspada terhadap kemungkinan penurunan harga akibat aksi profit-taking dan aksi risk-off pada minggu ini, yang bertepatan dengan rilis data inflasi AS dan pidato Gubernur Bank Sentral AS, Jerome Powell,” ujarnya melalui hasil riset yang diterima TrenAsia, dikutip Kamis, 14 November 2024. 

Sentimen Pasar: Tingkat Keserakahan Tinggi

Panji juga menyoroti bahwa pasar saat ini berada dalam fase keserakahan yang ekstrem. Indeks Crypto Greed and Fear menunjukkan posisi Extreme Greed di angka 86, yang menunjukkan bahwa pasar berada pada fase ketamakan yang tinggi. 

“Situasi ini seringkali menjadi sinyal potensi koreksi harga," jelas Panji. 

Ketika indeks ketakutan dan keserakahan berada pada level ekstrem, ini sering kali menandakan bahwa aset kripto seperti Bitcoin rentan terhadap penurunan harga akibat aksi ambil untung oleh para investor.

Fokus Utama: Data Inflasi dan Kebijakan Federal Reserve

Minggu ini menjadi momen penting bagi investor kripto. Data Indeks Harga Konsumen (CPI) AS pada 13 November diprediksi akan menunjukkan kenaikan inflasi tahunan menjadi 2,6% dari sebelumnya 2,4%. 

Angka bulanan diperkirakan tetap di angka 0,2%. Kenaikan inflasi ini dapat memberikan gambaran kepada pasar tentang tekanan inflasi yang dihadapi Federal Reserve dan potensi perubahan kebijakan mereka.

Pidato Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, yang dijadwalkan pada 15 November, juga akan menjadi sorotan. 

Meskipun inflasi diperkirakan meningkat, terdapat harapan bahwa Fed akan terus melanjutkan kebijakan pelonggaran dengan menurunkan suku bunga untuk mendorong likuiditas di pasar. 

Berdasarkan CME Fedwatch Tool, pasar melihat peluang sekitar 65% untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan FOMC Desember.

Ekspektasi Regulasi Pro-Kripto dan Dampaknya

Kemenangan Trump dan rencana kebijakan pro-kripto yang dijanjikannya memberikan dorongan besar pada sentimen pasar. 

Ekspektasi bahwa pemerintahan Trump akan lebih ramah terhadap regulasi kripto, ditambah dengan prospek kebijakan moneter yang lebih longgar, memberikan optimisme bagi investor kripto. 

Dukungan regulasi yang lebih positif dapat menciptakan peluang pertumbuhan bagi Bitcoin dan aset kripto lainnya, terutama jika investor global merespons dengan optimisme terhadap stabilitas regulasi.

Di sisi lain, inflasi yang meningkat juga dapat mempengaruhi aset kripto sebagai lindung nilai. Fyqieh Fachrur, seorang trader dari Tokocrypto, menyebutkan bahwa kenaikan inflasi sering kali mendorong investor untuk beralih ke aset yang dianggap lebih stabil seperti dolar AS dan obligasi. 

Namun, jika regulasi kripto yang lebih baik diterapkan, potensi peningkatan permintaan terhadap Bitcoin bisa tetap kuat meski inflasi naik.

Bitcoin dan Potensi Harga US$100.000

Menurut beberapa analis pasar, lonjakan harga Bitcoin saat ini dapat menjadi langkah awal menuju harga psikologis US$100.000. Fyqieh memprediksi bahwa dalam waktu dekat, Bitcoin berpotensi mencapai harga tersebut, terutama jika pasar melihat penurunan suku bunga The Fed pada Desember. 

"Secara teknis, Bitcoin berada dalam tren bullish yang kuat. Potensi koreksi harga jangka pendek bisa menjadi peluang bagi investor sebelum reli besar berikutnya menuju level US$100.000," ujar Fyqieh melalui hasil riset yang diterima TrenAsia, dikutip Kamis, 14 November 2024. 

Metrik on-chain menunjukkan peningkatan bullish dengan open interest (OI) Bitcoin yang naik 5,6% dalam 24 jam terakhir. Rasio panjang/pendek Bitcoin saat ini berada pada angka 1,02, mencerminkan sentimen positif di kalangan pedagang.

Risiko Kebijakan Moneter dan Pengaruhnya ke Pasar 

Meskipun ekspektasi terhadap regulasi pro-kripto cukup kuat, risiko kebijakan moneter dari The Fed tetap menjadi perhatian utama. 

Jika inflasi atau data ekonomi lainnya menunjukkan tanda-tanda tekanan yang lebih besar, ada kemungkinan The Fed akan menunda kebijakan pelonggaran, yang dapat meningkatkan volatilitas di pasar kripto. 

Sebaliknya, data yang lebih rendah dari perkiraan, seperti harga produsen AS atau klaim pengangguran, dapat memperkuat optimisme pada kebijakan moneter yang longgar, yang pada gilirannya dapat mendukung momentum bullish Bitcoin.

Sentimen Pasar Kripto di Tengah Terpilihnya Trump dan Data Ekonomi AS

Kemenangan Trump sebagai presiden AS tampaknya menjadi katalis utama bagi pergerakan pasar kripto, terutama Bitcoin, yang saat ini berada dalam tren bullish

Dukungan kebijakan yang lebih ramah terhadap kripto dari Trump dan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter oleh The Fed memberikan dorongan signifikan terhadap nilai Bitcoin dan altcoin.

Namun, investor kripto tetap harus berhati-hati terhadap potensi koreksi akibat volatilitas pasar yang dipengaruhi oleh data inflasi dan keputusan kebijakan The Fed. 

Minggu ini menjadi krusial bagi investor, dengan data CPI dan pidato Powell yang bisa mempengaruhi arah pasar kripto dalam jangka pendek. 

Dengan demikian, keputusan Trump dan data ekonomi AS akan terus menjadi fokus pasar, terutama bagi para pelaku kripto yang berharap melihat Bitcoin menuju harga US$100.000.