Tsunami Start Up Belum Usai, Kini Giliran Netflix PHK 300 Orang Pekerja
- Perusahaan streaming Netflix dilaporkan bakal merumahkan 300 orang karyawannya
Tekno
NEW YORK- Tsunami perusahaan rintisan (start up) tampaknya masih belum usai. Kali ini, perusahaan televisi streaming Netflix dilaporkan bakal merumahkan 300 orang karyawannya.
Mengutip laporan Variety Jumat, 24 Juni 2022, pemecatan 300 karyawan ini merupakan bagian dari aksi korporasi Netflix yang memang melakukan efisiensi pada sejumlah lini bisnis di perusahaannya.
"Hari ini kami dengan sedih melepaskan sekitar 300 karyawan," kata juru bicara Netflix seperti dikutip TrenAsia.com.
Netflix yang diketahui memiliki 11.000 pekerja secara global sebelumnya pernah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besarran pada Mei 2022. Kala itu, Netflix diketahui memberhentikan 150 karyawan yang terdiri dari kontraktor serta pekerja paruh waktu.
Namun jumlah PHK lebih besar terjadi pada gelombang kedua. Langkah ini tentunya mengindikasikan perusahaan tengah beradaptasi dengan kinerja sahamnya yang semakin melemah.
“Sementara kami terus berinvestasi secara signifikan dalam bisnis ini, kami melakukan penyesuaian ini sehingga biaya kami tumbuh sejalan dengan pertumbuhan pendapatan kami yang lebih lambat,” tambah juru bicara Netflix.
- Bursa Kripto Tak Kunjung Diluncurkan, Wamendag: Semoga Rampung Tahun Ini
- Tindaklanjuti Pengaduan Fintech Ilegal, Investree Optimalkan Layanan Customer Support
- Kasus Investasi Bodong Binomo, Bareskrim Limpahkan Indra Kenz ke Kejari Tangsel
Sebagai informasi, Netflix kehilangan hampir 70% dari nilainya sejak mengumumkan penurunan 200.000 pelanggan pada akhir kuartal I-2022. Mereka juga memperkirakan akan kehilangan 2 juta pelanggan lagi di kuartal kedua.
Pada hari Kamis, saham Netflix dibuka pada US$180,08 per saham dan diperdagangkan pada US$180,93.
Pada laporan keuangan terbarunya, Netflix berkomitmen untuk memotong biaya untuk mempertahankan marginnya di 20%. Layanan streaming ini masih berencana untuk membelanjakan secara agresif pada konten dengan anggaran US$17 miliar pada 2022 untuk pertunjukan dan film.
Pada awal kemunculannya, Netflix diketahui bisa menang dengan mudah di pasar layanan video streaming berbayar. Namun beberapa tahun terakhir, perusahaan mulai menerima pukulan telak dengan kemunculan sejumlah pesaing seperti Disney Plus, HBO Max, hingga Paramount Global.
Selain faktor pesaing, Netflix masih harus berjuang denga kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS) yang diprediksi akan mengalami resesi.