<p>Awak media melakukan peliputan dengan latar belakang layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jum&#8217;at, 25 September 2020. Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bangkit dan ditutup menguat 103,03 poin atau 2,13 persen ke posisi 4.945,79 pada hari ini, setelah empat hari beruntun parkir di zona merah. Penguatan indeks hari ini ditopang kenaikan saham-saham berkapitalisasi jumbo alias big caps. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Tuah Omnibus Law Mulai Terasa: IHSG Tembus 5.000, Saham BCA dan Mandiri Diburu Asing

  • JAKARTA – Pengesahan Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja (RUU Ciptaker) mulai memberikan dampak positif pada perdagangan bursa hari ini. Pada penutupan sesi I, Selasa 6 Oktober 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,9% ke level 5.004,77. IHSG dibuka pada level 5.004,39 dan terus bergerak sampai angka tertingginya di level 5.023,89 pada pukul 09.45 WIB. Rentang […]

Industri
Fajar Yusuf Rasdianto

Fajar Yusuf Rasdianto

Author

JAKARTA – Pengesahan Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja (RUU Ciptaker) mulai memberikan dampak positif pada perdagangan bursa hari ini. Pada penutupan sesi I, Selasa 6 Oktober 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,9% ke level 5.004,77.

IHSG dibuka pada level 5.004,39 dan terus bergerak sampai angka tertingginya di level 5.023,89 pada pukul 09.45 WIB. Rentang IHSG sampai pada perdangan sesi I ini berada dalam kisaran 4.992,48 sampai 5.023,89.

Saham-saham unggulan di indeks LQ45 menjadi pengerek penguatan IHSG dengan kenaikan 1,42% ke level 765,78. Saham-saham big caps yang menguasai kapitalisasi pasar bursa pun turut menjadi katalis pertumbuhan.

PT Bank BCA Tbk (BBCA) menjadi saham paling banyak diburu asing dengan perolehan beli bersih Rp106,3 miliar. Disusul PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dengan beli bersih Rp16,3 miliar.

Riset PT CLSA Sekuritas Indonesia (KZ) menyebutkan, pengesahan omnibus law memang memberi banyak keuntungan bagi industri perbankan. Salah satunya dari perubahan nomenklatur terkait ongkos dan pesangon pekerja yang semakin murah.

Diktum tersebut membuat kinerja perbankan semakin moncer mengingat sektor ini merupakan bisnis yang membutuhkan banyak tenaga kerja. Dengan adanya perubahan nomenklatur upah itu, maka ongkos operasional perbankan juga bisa semakin murah. Khususnya ongkos karyawan untuk pembukaan cabang-cabang baru mereka.

“Penyederhanaan perizininan akan membantu bank dalam proses lisensi untuk menyiapkan cabang baru lantaran (persyaratannya) tidak serumit dibangingkan beberapa sektor lainnya,” terang riset tersebut seperti yang diterima TrenAsia.com, Selasa 6 Oktober 2020.

Selain perbankan, sektor-sektor konstruksi, industri dan tambang juga bakal mendapat keuntungan besar. Pasalnya, omnibus law juga turut mengatur kemudahan berinvestasi dan penggunaan lahan bagi korporasi.

Tak pelak, pergerakan saham-saham perusahaan konstruksi hari ini juga turut mengalami peningkatan pesat. PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEKS) memimpin pergerakan saham sesi I hari ini dengan total transaksi Rp234,2 milia. Disusul PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS) dengan total transaksi Rp189,7 miliar.