Tujuh Dosen UGM Masuk Dua Persen Top Global Versi Standford, Berikut Sederet Prestasinya
- Indikator yang cukup krusial adalah sejauh mana karya-karya kita mewarnai penelitian-penelitian lain di seluruh dunia, yang dicerminkan dari seberapa sering karya kita dirujuk atau disitasi.
Nasional
YOGYAKARTA– Universitas Gadjah Mada (UGM) ukir prestasi ditingkat internasional. Sebanyak, tujuh dosennya berhasil masuk dalam daftar ilmuwan paling berpengaruh di dunia versi Stanford University dan Elsevier untuk tahun 2024.
Pengakuan ini diberikan atas kontribusi mereka di bidang riset dan publikasi ilmiah. Para dosen yang masuk daftar ini berasal dari berbagai fakultas di UGM, diantaranya Prof. Abdul Rohman (Fakultas Farmasi), Prof. Muh Aris Marfai (Fakultas Geografi), Prof. Ahmad Maryudi (Fakultas Kehutanan), Dr. Ganjar Alfian (Sekolah Vokasi), Eka Noviana, Ph.D. (Fakultas Farmasi), Muhammad Akhsin Muflikhun, Ph.D. (Fakultas Teknik), dan Prof. Jumina (Fakultas MIPA).
"Indikator yang cukup krusial adalah sejauh mana karya-karya kita mewarnai penelitian-penelitian lain di seluruh dunia, yang dicerminkan dari seberapa sering karya kita dirujuk atau disitasi. Jadi, perhitungan benar-benar didasarkan pada seberapa sering kita mewarnai karya-karya peneliti lain," ujar Ahmad Muryadi, Salah Satu Dosen yang masuk daftar tersebut, dilansir laman resmi UGM, Senin, 23 September 2024.
- Saham Garuda (GIAA) Terbang 8 Persen Seminggu Terakhir, Begini Valuasinya
- Kasus Fraud Indofarma, Serikat Pekerja Desak Penyitaan Aset Eks Dirut
- Jadi Jalur Favorit, Puluhan Imigran Rohingya Kedapatan Ngontrak di Sukabumi
Sumbangsih Keilmuan Para Dosen
Prof. Muh Aris Marfai telah menerbitkan lebih dari 300 publikasi dengan 5.713 sitasi. Aris menilai pencapaian ini sebagai motivasi untuk terus berkontribusi dalam riset dan pengabdian masyarakat.
"Tentu hal ini dapat digunakan untuk refleksi dan motivasi bagi kita dalam memberikan kontribusi dan pengabdian pada masyarakat luas melalui pemanfaatan dan pengembangan bidang keilmuan," terang Aris.
Sementara itu, Prof. Ahmad Maryudi, yang menduduki peringkat 201 dari 32.813 peneliti di bidang kehutanan, mendapat banyak sitasi berkat kajiannya tentang politik dan kebijakan kehutanan.
"Riset adalah jati diri saya. Predikat ini tentunya akan semakin memotivasi saya untuk terus berkarya. Tentunya melaksanakan riset-riset yang bermanfaat. Tidak semua riset bisa langsung diterapkan secara langsung," tegas Muryadi
Eka Noviana, Ph.D., merupakan satu-satunya perempuan dalam daftar tersebut. Fokus risetnya pada pengembangan alat diagnostik berbasis kertas telah menghasilkan 1.615 sitasi.
- Saham Garuda (GIAA) Terbang 8 Persen Seminggu Terakhir, Begini Valuasinya
- Kasus Fraud Indofarma, Serikat Pekerja Desak Penyitaan Aset Eks Dirut
- Jadi Jalur Favorit, Puluhan Imigran Rohingya Kedapatan Ngontrak di Sukabumi
"Suatu kehormatan bagi saya bisa masuk dalam list tersebut. Sebagai 'early career researcher' saya pribadi merasa masih sangat jauh dari figur peneliti berpengaruh. Semoga ke depannya saya bisa terus berkembang menuju kesana," ungkap Eka.
Prof. Abdul Rohman juga mendapatkan banyak sitasi untuk penelitian terkait analisis kehalalan produk makanan dan kosmetik. Di sisi lain, Prof. Jumina dengan 149 publikasi internasional dan 1.766 sitasi, berkontribusi dalam penelitian senyawa obat.
Muhammad Akhsin Muflikhun, Ph.D., berfokus pada bidang manufaktur dan teknologi komposit berhasil menggaet 797 sitasi. Sementara itu Dr. Ganjar Alfian yang ahli dalam kecerdasan artifisial dan IoT, mencatat 1.903 sitasi.
Prestasi ini didasarkan pada analisis dampak sitasi yang dihitung menggunakan data dari Scopus. Dari 100.000 ilmuwan yang dievaluasi secara global, masuknya tujuh dosen UGM dalam daftar ini menjadi bukti komitmen universitas terhadap riset berkualitas dan dampaknya bagi kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi di Indonesia.