PT Vale Indonesia Tbk (INCO)
Energi

Tumbang 82 Persen, Laba Vale di Semester I 2024 Tinggal Rp576,1 Miliar

  • Pendapatan Vale Indonesia juga ambles 27,3% menjadi US$478,7 juta dari US$658,9 juta.Sehingga, laba per saham dasar merosot ke level US$0,0036 per lembar pada akhir Juni 2024.

Energi

Debrinata Rizky

JAKARTA - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$37,3 juta atau Rp576,1 miliar pada semester I-2024 (kurs Rp15.445 ), merosot hingga 82% dibandingkan periode yang sama tahun lalu US$207,8 juta.

Hal ini berbanding lurus dengan penurunan pendapatan Vale Indonesia juga ambles 27,3% menjadi US$478,7 juta dari US$658,9 juta.Sehingga, laba per saham dasar merosot ke level US$0,0036 per lembar pada akhir Juni 2024. Sedangkan akhir Juni 2023 berada di level US$0,0209 per lembar.

Chief Financial Officer INCO Rizky Andhika Putra mengatakan, sedangkan selama kuartal II-2024 Vale Indonesia telah mencetak laba sebesar US$31,1 juta pada kuartal II-2024, meningkat signifikan dibandingkan kuartal sebelumnya. Hingga kuartal II-2024 juga menghasilkan EBITDA positif sebesar US$72,4 juta pada kuartal II-2024, naik 38% dibandingkan kuartal sebelumnya.

"Volume produksi pada kuartal lI-2024 mengalami sedikit penurunan sebesar 9 persen dibandingkan dengan kinerja solid yang telah kami capai pada sebelumnya. Hal ini merupakan bukti komitmen Perseroan terhadap kualitas dan rencana kegiatan pemeliharaan,"kata Rizky dalam acara Public Expose Live 2024 pada Senin, 26 Agustus 2024.

Pada kuartal lI-2024, Perseroan mencapai penjualan 17.505 metrik ton (“t”) nikel matte, menghasilkan pendapatan sebesar US$248,8 juta. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 8% dibandingkan kuartal sebelumnya yang disebabkan oleh harga realisasi rata-rata nikel yang lebih tinggi pada kuartal lI-2024 .

Dari sisi harga realisasi rata-rata nikel diketahui justru meningkat 12% menjadi US$14.214 per ton pada kuartal lI-2024 , naik dari US$12.651 per ton pada kuartal I-2024.

“Meskipun kondisi pasar yang tidak menentu, kami tetap berkomitmen untuk mengoptimalkan kapasitas produksi, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi biaya,” lapor Febriany Eddy, CEO dan Presiden Direktur Perseroan.

Namun jika dilihat dari sisi pengiriman mengalami penurunan pengiriman pada kuartal tersebut, beban pokok pendapatan Perseroan menurun dari US$209,8 juta pada kuartal l-2024  menjadi US$207,3 juta pada kuartal lI-2024 .

Penurunan total beban pokok pendapatan juga didukung oleh penurunan konsumsi bahan bakar dan batu bara pada kuartal lI-2024 , disertai dengan penurunan harga batu bara.

Memasuki semester kedua tahun ini, perseroan menyebut akan terus proaktif mendorong inisiatif penghematan biaya untuk memastikan biaya tunai per unit tetap kompetitif dalam upaya menghasilkan margin yang sehat secara berkelanjutan.