Tumbuh 10 Persen, Uang Rp6.468,2 Triliun Beredar di Masyarakat
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan likuiditas perekonomian alias uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh meningkat pada Mei 2020. Posisi M2 tersebut sebesar Rp6.468,2 triliun, tumbuh 10,4 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan, akselerasi pertumbuhan M2 disebabkan oleh peningkatan seluruh komponen. “Akselerasi disebabkan oleh peningkatan seluruh komponen, […]
Industri
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan likuiditas perekonomian alias uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh meningkat pada Mei 2020.
Posisi M2 tersebut sebesar Rp6.468,2 triliun, tumbuh 10,4 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan, akselerasi pertumbuhan M2 disebabkan oleh peningkatan seluruh komponen.
“Akselerasi disebabkan oleh peningkatan seluruh komponen, baik uang beredar dalam arti sempit atau M1, uang kuasi, maupun surat berharga selain saham,” katanya dalam siaran tertulis yang dikutip TrenAsia.com, Rabu, 1 Juli 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Ia menjelaskan, pertumbuhan uang kuasi tercatat sebesar 10,5 persen (yoy) pada Mei 2020, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 8,5% (yoy).
Selain itu, lanjutnya, surat berharga selain saham juga tumbuh 37,5 persen (yoy) pada Mei 2020, lebih tinggi dibandingkan bulan April lalu sebesar 20,6 persen (yoy).
Adapun faktor lain yang memengaruhi peningkatan M2, Onny menyebutkan adanya peningkatan aktiva luar negeri bersih serta ekspansi operasi keuangan pemerintah.
“Aktiva luar negeri bersih pada Mei 2020 meningkat sebesar 18,2 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan April 2020 sebesar 15,8 persen (yoy),” tuturnya.
Selain itu, lanjutnya, keuangan pemerintah juga mencatatkan ekspansi sejalan dengan peningkatan tagihan bersih kepada pemerintah pusat.
“Ekspansi tercatat dari 1,7% (yoy) pada April 2020 menjadi 11,0 persen (yoy) pada Mei 2020,” katanya. Namun, penyaluran kredit pada Mei ini, katanya, hanya tumbuh 2,4 persen (yoy), melambat dibandingkan bulan April yang sebesar 5,1 persen (yoy). Perlambatan terjadi pada seluruh segmen kredit, meliputi kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi.