Tumbuh 169 Persen, Nilai Transaksi Sistem Resi Gudang Capai Rp329,2 Miliar
- Nilai transaksi sistem resi gudang (SRG) mencapai Rp329,2 miliar sepanjang periode Januari - September 2021.
Nasional
JAKARTA - Nilai transaksi sistem resi gudang (SRG) mencapai Rp329,2 miliar sepanjang periode Januari - September 2021. Jumlah ini tumbuh hingga 169% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Peningkatan ini juga diikuti naiknya pembiayaan berbasis SRG yang disalurkan, yakni mencapai Rp233,02 miliar atau naik 205% dibandingkan periode yang sama sebelumnya.
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengatakan, SRG dapat mengatasi tantangan petani di daerah yang kesulitan dalam mendapatkan harga saat panen. Menurutnya, hal ini disebabkan oleh tidak adanya gudang untuk menyimpan hasil pertanian.
“Untuk itu, Kemendag membangun gudang SRG sebagai instrumen tunda jual untuk membantu kesejahteraan petani,” katanya dalam keterangan tertulis yang dikutip Senin, 20 September 2021.
- Kurs Dollar Hari Ini: Teka-Teki Tapering Off The Fed Tekan Rupiah ke Level Rp14.280
- Bangun Bandara Dhoho Kediri, Gudang Garam Tambah Modal Lagi Rp1 Triliun
- Indosurya Rekomendasikan Saham Big Caps Saat IHSG Hari Ini Diprediksi Tertekan
Sejauh ini, lanjutnya, sudah ada 123 gudang SRG yang dibangun Kemendag di berbagai daerah di Indonesia. Petani pun dapat menyimpan komoditas selama 3-5 bulan dan dijual kembali ketika harga dinilai menguntungkan.
Di samping itu, pemerintah juga menjalin program kemitraan dengan PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) untuk implementasi SRG.
Pada 2021, terdapat 96 pengelola SRG yang telah mendapatkan persetujuan dari Bappebti, serta 70 Lembaga Penilaian Kesesuaian SRG yang mendukung pelaksanaan SRG di Indonesia.
Pelaksanaan SRG sendiri mencakup 20 komoditas, terdiri atas komoditas pangan pertanian, perkebunan, perikanan, dan pertambangan di 118 kabupaten/kota yang tersebar di 25 provinsi di Indonesia.
Terkait program kemitraan dengan jaminan resi gudang yang dijalankan KBI, hingga Agustus 2021, jumlah jaminan resi gudang tercatat sebesar Rp5,3 miliar. Nominal tersebut mencakup 14 resi gudang yang berasal dari 97 mitra.
Adapun akumulasi tersebut mengalami kenaikan 3,9% dari 2020 yang tercatat sebesar Rp 5,1 miliar untuk 7 resi gudang dengan 95 mitra.