Nampak seorang petani tengah melakukan panen tanaman kelapa sawit di kawasan Bogor Jawa Barat, Kamis 28 Mei 2021. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Industri

Tumbuh 59 Persen, Ekspor Minyak Kelapa Sawit Sumbang US$2,43 Miliar pada September 2021

  • Sepanjang September 2021, sektor industri pengolahan, termasuk di dalamnya minyak kelapa sawit, menyumbang ekspor sebesar US$15,51 miliar.
Industri
Reza Pahlevi

Reza Pahlevi

Author

JAKARTA – Ekspor minyak kelapa sawit mencapai US$2,43 miliar atau sekitar Rp34,24 triliun (asumsi kurs Rp14.057 per dolar AS) sepanjang September 2021 dalam neraca perdagangan yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS). Jumlah ekspor ini meningkat 59,06% secara tahunan (yoy).

Sepanjang September 2021, sektor industri pengolahan, termasuk di dalamnya minyak kelapa sawit, menyumbang ekspor sebesar US$15,51 miliar. Sektor ini berperan 77% terhadap total ekspor yang sebesar US$20,6 miliar. Jumlah ekspor ini meningkat 34,33% (yoy).

“Minyak kelapa sawit menjadi komoditas dengan share terbesar 15,67% dengan pertumbuhan 59,06% secara tahunan,” ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam rilis BPS, Jumat, 15 Oktober 2021.

Dengan peran 15,67% terhadap total ekspor industri pengolahan, ini berarti minyak sawit berhasil menyumbang US$2,43 miliar selama September 2021. Meski meningkat secara tahunan, ekspor minyak kelapa sawit turun 33,24% dibandingkan dengan Agustus 2021 (mtm).

Penurunan 33,24% (mtm) itu juga yang membuat sektor industri pengolahan secara umum turun 5,29% (mtm). Pada Agustus 2021 lalu, sektor ini berhasil berkontribusi sebesar US$16,37 miliar.

Jika dilihat dari golongan barang, lemak dan minyak hewan/nabati (termasuk minyak kelapa sawit) menjadi golongan barang dengan kontribusi terbesar dari total ekspor Januari-September 2021. Golongan barang ini menyumbang US$23,95 miliar atau 15,41% dari total ekspor Januari-September 2021.

Jika dilihat dari September 2021 saja, ekspor lemak dan minyak hewan/nabati menyumbang US$2,82 miliar. Jumlah ini turun US$1,23 miliar atau 30,45% dari ekspor Agustus 2021 yang mencapai US$4,05 miliar. 

Pemerintah menetapkan harga referensi produk crude palm oil (CPO) untuk penetapan bea keluar (BK) sebesar US$1.185,26 per juta ton pada September 2021. Harga referensi tersebut meningkat US$136,64 atau 13,03% dari Agustus 2021 yang sebesar US$1.048,62 per juta ton.

Mengutip rilis Kementerian Perdagangan, peningkatan harga referensi CPO dipengaruhi meningkatnya konsumsi CPO namun produksi CPO global mengalami penurunan akibat pandemi COVID-19.