<p>Karyawati salah satu bank menunjukkan mata uang Rupiah dan Dolar di Jakarta, Selasa, 8 Juni 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Tumbuh Melambat 3,1 Persen, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.018 Triliun

  • Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri Indonesia pada Mei 2021 naik 3,1% year on year (yoy) menjadi US$415 miliar atau setara Rp6.018 triliun (asumsi kurs Rp14.503 per dolar AS) dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 4,9% yoy.
Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri Indonesia pada Mei 2021 naik 3,1% year on year (yoy) menjadi US$415 miliar atau setara Rp6.018 triliun (asumsi kurs Rp14.503 per dolar AS) dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 4,9% yoy.

Akan tetapi, ULN Mei 2021 melambat 0,6% month to month (mtm) dibandingkan dengan posisi ULN April 2021 sebesar US$417,6 miliar

ULN pemerintah per Mei 2021 tumbuh 5,9%% yoy, melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada April 2021 sebesar 8,6% yoy. ULN pemerintah dibelanjakan salah satunya untuk penanganan COVID-19 dan program pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Rinciannya, sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (17,8%), jasa kesehatan dan kegiatan sosial (17,2%). Sektor jasa pendidikan (16,3%), konstruksi (15,4%), dan jasa keuangan dan asuransi (12,6%).

Secara akumulasi, ULN pemerintah per April 2021 mencapai US$203,4 miliar, dengan tenor jangka panjang sekitar 99,9%.

“Penurunan posisi ULN pemerintah tersebut terjadi seiring dengan pembayaran Surat Berharga Negara (SBN) dan pinjaman dalam valuta asing yang jatuh tempo di bulan Mei 2021,” tulis Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Selasa 16 Juli 2021.

Di sisi lain, ULN swasta tumbuh 0,5% yoy menjadi senilai US$208,7 miliar dan didominasi oleh tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 77,1%.

Dengan posisi ULN tersebut, BI mengklaim struktur utang Indonesia masih tetap sehat. Tercermin dari rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 37,6%, menurun dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 37,9%. 

Selain itu, ditunjukkan juga oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh utang berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 88,5%. (RCS)