Gedung PT Waskita Beton Precast Tbk.
Industri

Tunda Bayar Bunga Obligasi ke KSEI, Ini Klarifikasi Waskita Beton

  • JAKARTA-Entitas anak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya, PT Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP) memberikan klarifikasi terkait penundaan pembayaran bunga obligasi kepada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Direktur Keuangan Waskita Beton Precast Anton YT Nugroho mengatakan yang sesungguhnya terjadi hanyalah karena adanya kendala teknis saat pengiriman dana bunga obligasi kepada PT KSEI. “WSBP telah […]

Industri
wahyudatun nisa

wahyudatun nisa

Author

JAKARTA-Entitas anak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya, PT Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP) memberikan klarifikasi terkait penundaan pembayaran bunga obligasi kepada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

Direktur Keuangan Waskita Beton Precast Anton YT Nugroho mengatakan yang sesungguhnya terjadi hanyalah karena adanya kendala teknis saat pengiriman dana bunga obligasi kepada PT KSEI.

“WSBP telah melakukan pengiriman dana pada tanggal 29 Juli 2020 dan akan efektif di rekening PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada tanggal 30 Juli 2020, di mana sesuai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran bunga obligasi WSBP,” jelasnya dalam keterangan resmi, Kamis, 30 Juli 2020.

Obligasi yang dimaksud adalah Obligasi Berkelanjutan Waskita Beton Precast Tahap II Tahun 2019 (WSBP01CN2). Berdasarkan data KSEI, obligasi tersebut memiliki jumlah pokok penerbitan Rp1,5 triliun yang akan jatuh tempo pada 30 Oktober 2022. Saat ini jumlah pokok tersisa Rp1,324 triliun.

Adapun, obligasi tersebut pertama kali tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 31 Oktober 2019, diterbitkan dengan bunga fixed 9,75% tahun dan bunga dibayarkan setiap tiga bulan.

Selain itu, anak usaha dari PT Waskita Karya Tbk (WSKT) ini juga memiliki utang jatuh tempo atas Obligasi Berkelanjutan I Waskita Beton Precast Tahap I Tahun 2019 sebesar Rp500 miliar. Obligasi ini akan jatuh tempo pada 5 Juli 2022.

Di sisi kinerja, perseroan mengaku tetap produktif menghasilkan inovasi produk antara lain tiang listrik beton, bantalan jalan rel, dan spun pile berdiamater 1,2 meter dan panjang 50 meter yang merupakan pertama di Indonesia dan Asia Tenggara.

Anton juga menyebutkan perusahaan memperoleh pesanan produk tetrapod untuk proyek pengaman pantai di Singapura. Untuk meningkatkan kinerja bisnis, perusahaan akan terus meningkatkan penjualan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan pasar eksternal.

“Tentunya kami ingin porsi nilai kontrak eksternal meningkat,” ujar Anton.