Tunda Rights Issue, Saham WSKT Melonjak 1,11 Persen
- Penundaan tersebut dilakukan lantaran kondisi pasar global yang belum memungkinkan. Sementara, pelaksanaan rights issue disebut dapat memengaruhi kinerja harga saham perseroan.
Pasar Modal
JAKARTA - Emiten BUMN konstruksi PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) dilaporkan menunda pelaksanaan rights issue. Penundaan tersebut dilakukan lantaran kondisi pasar global yang belum memungkinkan. Sementara, pelaksanaan rights issue disebut dapat memengaruhi kinerja harga saham perseroan.
Penundaan pelaksanaan rights issue ini disampaikan oleh Presiden Direktur Waskita Karya, Destiawan Soewardjono lewat keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dilansir TrenAsia.com Senin, 2 Januari 2023.
"Penundaan ini dikarenakan kondisi pasar global yang menantang dan kurang kondusif sehingga mempengaruhi kinerja harga saham perseroan. Penundaan ini dilakukan hingga kondisi harga saham dan kinerja perseroan membaik," tulisnya.
Selanjutnya, keputusan penundaan juga telah disetujui oleh rapat komite privatisasi yang dilaksanakan pada 27 Desember 2022.
"Atas penundaan rencana penambahan modal dengan HMETD melalui mekanisme PUT III tentunya akan berdampak terhadap rencana kerja anggaran perseroan (RKAP), namun perseroan terus berkomitmen untuk memperbaiki kinerja keuangan perseroan serta mencari sumber pendanaan alternatif," ujar Destiawan.
Dia menyebutkan, atas penundaan rencana penambahan modal dengan HMETD melalui mekanisme PUT III ini akan dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan akan diinformasikan pada kesempatan pertama.
Sebelumnya, pemerintah berencana melakukan aksi penambahan modal Waskita Karya (Persero) pada Desember 2022.
Dukungan itu direalisasikan pemerintah dengan menyuntikkan dana penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp3 triliun melalui skema HMETD atau rights issue. Adapun target dana yang diraih dari pemerintah dan publik senilai Rp3,98 triliun.
Pascakabar mengenai penangguhan rights issue beredar, saham WSKT melesat 1,11% menuju level harga Rp364 pada akhir penutupan perdagangan Senin, 2 Januari 2022.