Ilustrasi tambang batu bara.
Energi

Tunggu Income Stabil, RMK Energy (RMKE) Belum Transisi Energi

  • Transisi energi ke industri ramah lingkungan menjadi prioritas dunia saat ini. Beberapa emiten termasuk perusahaan batu bara mulai bergerak ke industri hijau ini menyongsong Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.

Energi

Debrinata Rizky

JAKARTA - Transisi energi ke industri ramah lingkungan menjadi prioritas dunia saat ini. Beberapa emiten termasuk perusahaan batu bara mulai bergerak ke industri hijau ini menyongsong Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.

Akan tetapi, Chief Operating Officer PT RMK Energy Tbk (RMKE) William Saputra mengatakan, saat ini perseroan masih fokus dalam bisnis batu bara. Hal ini dilakukan hingga kondisi perusahaan sudah siap dari segi pendanaan menuju Net Zero Emisi kedepannya.

"Long term energy. Sampai 2025 masih ada belanja modal yang perlu diselesaikan baik secara infrastruktur hingga mendapat net income. Sehingga kami masih fokus ke batu bara," katanya dalam konferensi pers paparan kinerja semester 1 secara daring pada Kamis, 3 Agustus 2023.

Lanjut Wiliam, perseroan masih memiliki sejumlah target baik dari net income, perolehan laba bersih hingga pembangunan ragam infrastruktur hingga 2026 untuk menghimpun dana.

Kedepannya dana yang diperoleh akan dialokasikan juga ke ekspansi bisnis energi baru terbarukan (EBT). Maka perseroan memilih akan menstabilkan pendapatan (income) perusahaan terlebih dahulu termasuk dari sisi service dan volume produksi batu bara.

Ekspansi dalam Waktu Dekat

William mengatakan, saat ini RMKE tengah fokus pada penyelesaian proyek hauling road yang dibangun untuk menghubungkan stasiun loading milik RMKE di Gunung Megang ke tambang PT Bukit Asam Tbk (PTBA) di area Bangko.

Jalan sepanjang 32 kilometer (km) dalam proyek hauling road itu telah selesai dibangun dari total panjang 39 km yang direncanakan. RMKE tinggal merampungkan jalan sepanjang 5 km sisanya yang akan terhubung ke area tambang PTBA di Bangko. Target perusahaan, keseluruhan jalan bisa rampung dan beroperasi di kuartal kedua 2023 ini.
Sebelumnya, Adapun perseroan mencatatkan, laba bersih konsolidasian sebesar Rp199,2 miliar atau meningkat sebesar 28,8% YoY pada semester pertama tahun 2023.

Sebagai satu perusahaan yang bergerak di bidang angkutan batu bara pertumbuhan segmen jasa ini ditopang oleh kenaikan volume bongkaran kereta dan muatan tongkang yang tumbuh  masing-masing sebesar 23% YoY dan 35% YoY. Jumlah bongkaran kereta dan muatan tongkang hingga Juni 2023 masing-masing telah mencapai 6,3 juta MT dan 4,3 juta MT.

Sedangkan untuk pendapatan usaha perseroan membukukan sebesar Rp1,3 triliun atau meningkat secara  sebesar 19,7% year on year (YoY) hingga Juni 2023 atu sepanjang semester I-2023.