Pertunjukan Tari Kecak di Pura Uluwatu, Kabupaten Badung, Bali.
Industri

Turis China Bakal Banjiri RI, PHRI Bali: Okupansi Hotel Bisa Terdongkrak 10 Persen

  • Kunjungan turis China akan mengembalikan okupansi hotel seperti saat sebelum pandemi COVID-19.
Industri
Laila Ramdhini

Laila Ramdhini

Author

JAKARTA - Turis asal China mulai berlibur ke Indonesia, ditandai dengan penerbangan yang tiba di Bandara International I Gusti Ngurah Rai, Bali, pada Minggu, 22 Januari 2022.

Penerbangan perdana dari China ke Bali ini dilakukan setelah Presiden Xi Jinping mengizinkan warganya untuk kembali bepergian ke luar negeri setelah karantina COVID-19 dibuka pada 8 Januari 2023.

Sebelumya, Presiden Joko Widodo telah mengumumkan kepada seluruh stakeholders untuk mengantisipasi kedatangan turis China yang diprediksi bakal mencapai puncaknya pada Februari 2023. Wisatawan mancanegara (wisman) asal China ini biasanya akan menuju ke beberapa destinasi wisata seperti Bali dan Manado.

Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya mengatakan wisman dari China merupakan pendongkrak kunjungan ke Bali nomor dua tertinggi setelah Australia. Untuk itu, PHRI Bali mengapresiasi kedatangannya.

Rai menjelaskan, umumnya, mereka akan berlibur untuk melakukan wisata selam di pantai, spa, dan berbelanja, dengan daerah tujuan Kuta, Legian, dan Nusa Dua.

PHRI Bali mencatat, saat ini okupansi hotel di Bali kembali ke normal sekitar 60%, dengan rata-rata 13.000 per hari untuk wisatawan mancanegara maupun domestik.

“Kami memperkirakan, apabila kunjungan wisman China kembali normal seperti sebelum pandemi, maka dapat mendongkrak 5%-10% okupansi hotel,” ujar Rai, dikutip dari Antara, Kamis, 26 Januari 2023.

Di sisi lain, Rai menyebut pihaknya akan lebih berhati-hati dengan kedatangan wisatawan mancanegara asal China dengan melakukan mitigation plan.

"Mitigation plan (rencana mitigasi) dilakukan seandainya mereka (wisman China) ada gejala (COVID-19), kita ada klinik yang disiapkan dan juga kerja sama dengan rumah sakit," kata dia.

Rai menyampaikan bahwa upaya mitigation plan sebenarnya telah diterapkan selama pandemi COVID-19 sebagai standardisasi CHSE di hotel-hotel. Namun meski perlakuannya merata, tak dapat dipungkiri bahwa perlu adanya perhatian ekstra.

"Di satu sisi tentu kita ekstra hati-hati karena di China kita tahu kasusnya (COVID-19) cukup tinggi, namun tentu mereka yang traveling kita harapkan adalah orang-orang yang sehat, dan di samping itu kontrol dan pengawasan ketat di bandara melalui scanner," ujarnya

Target Kunjungan Wisata

Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno optimistis kedatangan kembali wisatawan asal China dapat mendukung target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) tahun 2023 sebesar 3,5 juta-7,4 juta kunjungan.

"Kami menggelar karpet merah bagi mereka karena ekonomi kita terus menggeliat. Kita harapkan kedatangan wisman Tiongkok semakin mempercepat pemulihan sektor ini dan semakin banyak lapangan kerja dibuka," ujar Sandiaga.

Sandiaga Uno menjelaskan China merupakan salah satu negara pasar terbesar untuk pariwisata di Indonesia. Tahun ini, Kemenparekraf menargetkan kunjungan wisatawan China sebanyak 255.300 orang.

"Kami juga tetap terapkan protokol kesehatan yang sudah diberikan oleh Satgas COVID-19 dan Kemenkes dalam kedatangan wisman Tiongkok. Dan per hari ini tidak diperlukan tambahan pengecekan bagi wisatawan dari Tiongkok, semua mengikuti standar yang sudah ada," kata dia.

Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Ni Made Ayu Marthini menambahkan Bali menjadi destinasi pertama dalam menyambut wisman Tiongkok. Sebab, berdasarkan data Online Travel Agent (OTA) di Tiongkok, terjadi peningkatan volume pencarian destinasi wisata di luar negeri sebesar 430%.

“Dari data itu Indonesia masuk dalam top 5 pencarian dan volume pencarian Bali meningkat 250 persen,” kata dia.

Ia berharap penyambutan kembali wisman Tiongkok ini dapat menjadi sarana promosi yang efektif bagi wisatawan Tiongkok.