<p>Penaikkan cukai rokok dapat mempengaruhi gerak saham emiten rokok. Dua dari lima emiten rokok yang melantai di bursa efek telah masuk dalam Indeks LQ45 yakni PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM). Sedangkan, tiga emiten lain yang tidak masuk LQ45 adalah PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM), PT Bentoel International Tbk (RMBA), dan PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC). / Rokokindonesia.com</p>
Korporasi

Tutup Buku 2020, Gudang Garam Bagi Dividen Rp5 Triliun

  • Setelah absen membagikan dividen pada 2019, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) menebar dividen Rp5 triliun untuk tahun buku 2020.

Korporasi
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Setelah absen membagikan dividen pada 2019, emiten rokok milik konglomerat Susilo Wonowidjojo, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) kali ini memutuskan menebar dividen Rp5 triliun untuk tahun buku 2020.

“Besaran dividen yang akan diterima, yakni Rp2.600 untuk setiap saham,” tulis keterbukaan informasi GGRM di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 12 Juli 2021. Keputusan tersebut disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) GGRM yang digelar pekan lalu di Kediri.

Adapun laba yang tidak dibagikan menjadi dividen, akan digunakan untuk menambah modal kerja perusahaan.

Sebagai informasi, sepanjang tahun lalu GGRM membukukan penurunan laba yang cukup dalam. Penurunan laba ini terjadi saat implementasi kebijakan Cukai Hasil Tembakau (CHT) 2020 ditetapkan cukup tinggi yakni sebesar 21,55%.

Laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp7,59 triliun. Angka ini turun 29,7% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan periode 2019 sebesar Rp10,8 triliun.

Kendati laba yang diraup lebih rendah dibandingkan perolehan sebelumnya, kinerja GGRM masih terbantu dari pendapatan yang naik 3,56% yoy. Sepanjang tahun lalu, perseroan membukukan pendapatan Rp114,47 triliun, lebih besar ketimbang Rp110,53 triliun pada periode 2019.

Pendapatan ini mayoritas ditopang oleh penjualan domestik yang mencapai Rp112,5 triliun, lebih tinggi dibandingkan 2019 sebesar Rp108,7 triliun. Di samping itu, ekspor GGRM juga naik dari 1,78 triliun menjadi Rp1,9 triliun.

Sayangnya, perseroan tak berhasil menekan beban pokok penjualan. Angkanya justru membengkak 10,64% yoy lebih besar dari Rp87,74 triliun pada 2019, menjadi Rp97,08 triliun pada 2020.

Adapun total liabilitas tahun lalu tercatat Rp19,66 triliun, turun 29,05% yoy ketimbang 2019 yang sebesar Rp27,71 triliun. Sebaliknya, ekuitas perseroan naik 14,9% yoy dari Rp50,98 triliun pada 2019 menjadi Rp58,52 triliun pada 2020.

Dengan kinerja tersebut, total aset perseroan masih terbilang stabil meskipun turun tipis 0,57% yoy menjadi Rp78,19 triliun. Pada 2019, total aset yang dibukukan sebesar Rp78,64 triliun.

Susunan Pengurus Gudang Garam

Dalam RUPST tersebut, perseroan juga menyetujui pengunduran diri Direktur GGRM Susanto Widiatmo. Dengan demikian, susunan direksi dan komisaris baru perseroan sebagai berikut.

Dewan Komisaris

Presiden Komisaris                 : Juni Setiawati Wonowidjojo

Komisaris                                : Lucas Mulia Suhardja

Komisaris Independen           : Frank Willem van Gelder

Komisaris Independen           : Gotama Hengdratsonata

Direksi

Presiden Direktur                    : Susilo Wonowidjojo

Direktur                                   : Heru Budiman

Direktur                                   : Herry Susianto

Direktur                                   : Istata Taswin Siddharta

Direktur                                   : Andik Wahyudi

Direktur                                   : Hamdhany Halim

Direktur Independen              : Sony Sasono Rahmadi.(RCS)