Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Makroekonomi

Tutup Buku 2024, Sri Mulyani Sebut APBN Masih Defisit 2,29 Persen

  • Belanja negara tercatat Rp3.350,3 triliun ata tumbuh 7,3% secara tahunan (year-on-year/yoy) . Capaian ini diketahui telah melebihi dari target yang ditetapkan.

Makroekonomi

Debrinata Rizky

JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2024 mengalami defisit Rp507,8 triliun. Ini setara 2,29 persen produk domestik bruto (PDB) per Desember 2024.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, defisit diperoleh lantaran belanja negara lebih tinggi daripada pendapatan negara. Target awal defisit APBN adalah Rp522,8 triliun. Sebelumnya Menteri Keuangan dan Dewan Perwakilan Rakyat juga sempat menyepakati defisit Rp609,7 triliun. Angka itu setara 2,7% terhadap PDB.

“APBN dijaga defisitnya di 2,29% yang menjadi fondasi bagi kesehatan APBN untuk dukung dari kerja pemerintah terpilih,” katanya dalam APBN KiTa Edisi Januari pada Senin, Januari 2025.

Belanja negara tercatat Rp3.350,3 triliun ata tumbuh 7,3% secara tahunan (year-on-year/yoy) . Capaian ini diketahui telah melebihi dari target yang ditetapkan.

Sementara pendapatan negara tercatat Rp2.842,5 triliun tumbuh 2,1% secara tahunan atau melebihi target Rp2.802,3 triliun. Secara rinci, realisasi belanja negara terdiri dari belanja pemerintah pusat (BPP) Rp2.486,7 triliun dan transfer ke daerah (TKD) Rp863,5 triliun atau lebih rendah 2% secara yoy.

Adapun belanja pemerintah pusat terbagi menjadi belanja kementerian/lembaga (K/L) yang terealisasi sebesar Rp1.315 triliun atau 109,7%  dari target dan belanja non-K/L terealisasi Rp1.171,7 triliun dari target Rp1.376,7 triliun atau 85,1% tumbuh 7,7% yoy.

Sedangkan penerimaan negara yang berasal dari perpajakan tercatat sebesar Rp2.232,7 triliun tembus 96,7% dari target Rp2.309,9 triliun. Penerimaan pajak ini terdiri dari penerimaan pajak Rp1.932,4 triliun atau 97,2% dari target mengalami perlambatan dan realisasi kepabeanan dan cukai Rp300,2 triliun. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp579,5 triliun, dan hibah Rp30,3 triliun.

Adapun penerimaan negara bukan pajak (PNBP) terealisasi sebesar Rp477,5 triliun, namun melambat 3,4%. Meski APBN 2024 mengalami defisit, keseimbangan primer masih tercatat surplus, yaitu sebesar Rp19,4 triliun.

Keseimbangan primer adalah selisih dari total pendapatan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang.