Twitter Blokir Permanen Akun Trump
WASHINGTON-Twitter secara permanen memblokir akun Presiden Amerika Donald Trump dengan pertimbangan risiko hasutan lebih lanjut untuk melakukan kekerasan. “Setelah meninjau secara cermat Tweet baru-baru ini dari akun @realDonaldTrump dan konteks di sekitarnya, kami telah secara permanen menangguhkan akun tersebut karena risiko hasutan lebih lanjut untuk melakukan kekerasan,” ujar Twitter dalam cuitan Sabtu 9 Januari 2021. […]
WASHINGTON-Twitter secara permanen memblokir akun Presiden Amerika Donald Trump dengan pertimbangan risiko hasutan lebih lanjut untuk melakukan kekerasan.
“Setelah meninjau secara cermat Tweet baru-baru ini dari akun @realDonaldTrump dan konteks di sekitarnya, kami telah secara permanen menangguhkan akun tersebut karena risiko hasutan lebih lanjut untuk melakukan kekerasan,” ujar Twitter dalam cuitan Sabtu 9 Januari 2021.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Pada Rabu 6 Januari 2020 Twitter memblokir sementara akun Trump, yang memiliki lebih dari 88 juta pengikut. Langkah ini menyusul demo di Capitol oleh pro-Trump. Twitter memperingatkan pelanggaran tambahan akan mengakibatkan penangguhan permanen.
“Dalam konteks peristiwa pekan ini, kami menjelaskan pada hari Rabu bahwa pelanggaran tambahan terhadap Peraturan Twitter berpotensi mengakibatkan tindakan ini,” Twitter menjelaskan dalam blog resminya.
Twitter mencatat, pada 8 Januari, Trump mengunggah cuitan “75.000.000 Patriot Amerika yang hebat yang memilih saya, AMERICA FIRST, dan MAKE AMERICA GREAT AGAIN, akan memiliki GIANT VOICE di masa depan. Mereka tidak akan dihormati atau diperlakukan tidak adil dengan cara, bentuk, atau bentuk apa pun!!!”
Tak lama kemudian, Trump mencuit, “Kepada semua yang bertanya, saya tidak akan menghadiri pelantikan pada 20 Januari.”
Langkah Tegas
Terkait dua cuitan tersebut, Twitter mengambil langkah tegas dengan mempertimbangkan ketegangan yang sedang berlangsung di Amerika . Selain itu juga peningkatan percakapan global terkait peristiwa penyerbuan Capitol AS pada 6 Januari 2021.
Menurut Twitter, pihaknya mempertimbangkan kedua cuitan itu dalam konteks peristiwa yang lebih luas. Selain itu juga mempertimbangkan pernyataan Presiden dapat memobilisasi audiens yang berbeda, termasuk untuk menghasut kekerasan.
Twitter juga mengamati konteks pola perilaku dari akun Trump dalam beberapa pekan terakhir.
“Setelah menilai bahasa dalam Tweet ini terhadap kebijakan memuliakan kekerasan, Glorification of Violence, kami telah menetapkan Tweet ini melanggar Kebijakan Kekerasan dan pengguna @realDonaldTrump harus segera ditangguhkan secara permanen dari layanan,” ujar Twitter.
Facebook juga mengambil langkah menangguhkan akun Trump hingga setidaknya akhir masa jabatan presidennya yakni pada hari pelantikan Presiden AS terpilih Joe Biden, 20 Januari.