Ruang Terbuka Hijau di Tengah Kota
Makroekonomi

Uang Beredar Indonesia Kembali Naik 3,3 Persen Jadi Rp8.573,6 Triliun

  • Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa pada November 2023, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) kembali menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 3,3 persen secara tahunan, mencapai Rp8.573,6 triliun.

Makroekonomi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa pada November 2023, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) kembali menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 3,3 persen secara tahunan, mencapai Rp8.573,6 triliun.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan angka ini relatif stabil dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya. Menurutnya, pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 2 persen dibanding tahun sebelumnya, serta uang kuasi yang meningkat sebesar 4,9 persen dibanding tahun sebelumnya.

“Komponen M1 dengan pangsa 55,1 persen dari M2, tumbuh sebesar 2 persen yoy pada November 2023, setelah tumbuh 0,1 persen yoy pada bulan sebelumnya,” kata Erwin dalam keterangan resmi di pada Jumat, 22 Desember 2023.

Erwin menjelaskan pertumbuhan M1 terutama disebabkan oleh kenaikan tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dan giro rupiah. Dijelaskan juga tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu, menyumbang 46,9 persen terhadap M1, mencapai Rp2.215,0 triliun pada November 2023, dengan pertumbuhan sebesar 2,4 persen dibanding tahun sebelumnya.

Hal ini meningkat dari pertumbuhan sebesar 2,2 persen pada bulan sebelumnya. Sementara itu, giro rupiah mencapai Rp1.617,6 triliun atau mengalami kontraksi sebesar 0,6 persen dibanding tahun sebelumnya, setelah kontraksi sebesar 5,5 persen pada bulan sebelumnya.

“Sementara itu, uang kartal yang beredar di masyarakat pada November 2023 sebesar Rp893,2 triliun atau tumbuh 6,3 persen yoy, setelah tumbuh 6,7 persen yoy pada Oktober 2023,” imbuhnya.

Lalu, pada November 2023, uang kuasi dengan pangsa 44,6 persen dari M2, tercatat sebesar Rp3.820,0 triliun atau tumbuh 4,9 persen yoy, setelah tumbuh 7,9 persen yoy pada Oktober 2023. 

“Pertumbuhan uang kuasi terutama dikontribusikan oleh simpanan berjangka yang tumbuh 4,9 persen yoy pada November 2023,” ujar Erwin.

Adapun, faktor yang memengaruhi uang beredar di November 2023 tersebut ditopang oleh penyaluran kredit yang tumbuh 9,7 persen atau sebanyak Rp6.930,1 triliun