Karyawan memindahkan tumpukan uang rupiah di cash pooling Bank Mandiri, Jakarta, Jum'at, 21 Januari 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Makroekonomi

Uang Beredar Tumbuh Jadi Rp8.888,4 Triliun pada Maret 2024

  • Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 7,9% (yoy) dan uang kuasi sebesar 6,2% (yoy).
Makroekonomi
Distika Safara Setianda

Distika Safara Setianda

Author

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas perekonomian atau jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) pada bulan Maret 2024 meningkat.

BI melaporkan, posisi M2 pada Maret 2024 tercatat sebesar Rp8.888,4 triliun atau tumbuh sebesar 7,2% secara year on year (yoy). Posisi ini merupakan angka pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 5,3% yoy.

“Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 7,9% (yoy) dan uang kuasi sebesar 6,2% (yoy),” kata Asisten Gubernur Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, dalam keterangan resminya, pada Kamis, 25 April 2024.

Perkembangan M2 pada Maret 2024 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada pemerintah pusat.

Erwin mengatakan, penyaluran kredit pada Maret 2024 tumbuh sebesar 11,8% yoy, meningkat dibandingkan ​pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 11% yoy.

Ia menuturkan, untuk tagihan bersih kepada pemerintah pusat tumbuh sebesar 18% yoy, setelah terkontraksi sebesar 1% yoy pada Februari 2024.

“Sementara itu, aktiva luar negeri bersih terkontraksi sebesar 1,1% yoy, setelah tumbuh sebesar 2,3% yoy pada bulan sebelumnya,” imbuhnya.

Lebih lanjut, pada Maret 2024, uang kurasi dengan pangsa 44,3% dari M2, tercatat sebesar Rp3.939,1 triliun atau tumbuh 6,2% yoy, setelah tumbuh 5,3% pada Februari 2024.

Pertumbuhan uang kurasi dikontribusikan simpanan berjangka yang tumbuh 7,2% yoy pada Maret 2024, setelah tumbuh 5,3% pada Februari 2024.  Di samping itu, giro valas tumbuh sebesar 7,4% yoy, setelah tumbuh 8% yoy.

Sementara, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Maret 2024 tercatat Rp8.333 triliun atau tumbuh 7,4% yoy, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya 5,4% yoy. Perkembangan DPK dipengaruhi oleh pertumbuhan DPK korporasi 12.5% yoy dan perorangan 3,3% yoy.

Pada Maret 2024, giro tumbuh 8,6% yoy, setelah bulan sebelumnya tumbuh 6,4% yoy. Tabungan tumbuh 5,8% yoy, setelah tumbuh 4,3% yoy pada bulan sebelumnya. Sementara, simpanan berjangka tumbuh 7,8% yoy, setelah Februari 2024 tumbuh 5,5% yoy.