Uang yang Beredar di Seluruh Indonesia Mencapai Rp6.393 Triliun
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh melambat menjadi Rp6.393,7 triliun pada Juni 2020. Posisi tersebut tumbuh 8,2% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan Mei 2020 yang sebesar 10,4% yoy. Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan, perlambatan tersebut disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan seluruh […]
Industri
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh melambat menjadi Rp6.393,7 triliun pada Juni 2020.
Posisi tersebut tumbuh 8,2% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan Mei 2020 yang sebesar 10,4% yoy.
Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan, perlambatan tersebut disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan seluruh komponennya.
“Perlambatan disebabkan antara lain oleh uang beredar dalam arti sempit (M1), uang kuasi, maupun surat berharga selain saham,” ujarnya dalam siaran tertulis yang dikutip TrenAsia.com, Minggu, 2 Agustus 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Adapun pertumbuhan MI melambat dari 9,7% yoy pada Mei 2020 menjadi 8,2% yoy pada Juni 2020 yang disebabkan oleh perlambatan giro rupiah.
Sementara itu, uang kuasi juga tumbuh melambat menjadi 8,1% yoy dari sebelumnya 10,5% yoy pada Mei 2020.
Terakhir, surat berharga selain saham tumbuh 31,4% yoy pada Juni 2020, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 37,5% yoy.
Onny menambahkan, perlambatan aktiva luar negeri bersih dan penyaluran kredit juga menjadi faktor yang memengaruhi perlambatan pertumbuhan M2.
“Aktiva luar negeri bersih pada Juni 2020 tumbuh 12,1% yoy. Lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada Mei 2020 sebesar 18,2% yoy,” ujarnya.
Sedangkan penyaluran kredit pada Juni 2020 tumbuh 1,0% yoy lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 2,4% yoy.
Keuangan pemerintah, lanjutnya, tercatat ekspansi tercermin dari peningkatan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat, dari 11% yoy pada Mei 2020 menjadi 43% yoy pada Juni 2020. (SKO)