<p>Sumber: IDN Times.</p>
Nasional

Udara Buruk Bikin BPJS Boncos, Pendapatan Naik Anggaran Justru Defisit

  • Penyakit pernapasan, khususnya Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), tercatat sebagai salah satu dari 10 besar biaya pengobatan tertinggi yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan pada tahun 2023.

Nasional

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mengungkapkan biaya pengobatan penyakit pernapasan akibat polusi udara mencapai triliunan rupiah. 

Penyakit pernapasan, khususnya Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), tercatat sebagai salah satu dari 10 besar biaya pengobatan tertinggi yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan pada tahun 2023.

Tren peningkatan kasus ISPA di Indonesia semakin terlihat, terutama setelah pandemi COVID-19. Polusi udara menjadi salah satu faktor utama yang memperburuk kondisi ini. 

Pada tahun 2023, tercatat sebanyak 1,1 juta kasus rawat jalan penyakit pernapasan dengan total pembiayaan mencapai Rp431 miliar. Sementara itu, biaya untuk rawat inap penyakit pernapasan juga meroket mencapai Rp13,3 triliun untuk 1,7 juta kasus. 

"Untuk rawat jalan penyakit pernapasan ada 1,1 juta kasus. Total pembiayaannya Rp431 miliar. Untuk rawat inap cukup tinggi pada kasus pernapasan, yaitu Rp13,3 triliun untuk 1,7 juta kasus di 2023,” terang Asisten Deputi Bidang Manajemen Utilisasi BPJS Kesehatan, Adian Fitria, di Jakarta. 

Angka-angka ini menunjukkan beban besar yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan dalam menangani penyakit pernapasan, terutama yang disebabkan oleh polusi udara.

Kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya mencatat variasi biaya rawat jalan dan rawat inap yang nilainya meroket signifikan untuk penyakit pernapasan jenis infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Penderita ISPA pada tahun 2023 di Jakarta lebih tinggi dibanding Bandung dan Surabaya. Angka rawat jalan di Jakarta menghabiskan anggaran Rp4,7 miliar untuk 19.254 kasus dan rawat inap menghabiskan anggaran Rp16,1 miliar untuk 4.858 kasus.

Bandung mencatat pengeluaran rawat jalan Rp1 miliar untuk 4.186 kasus dan untuk rawat inap Rp3,9 miliar untuk 915 kasus. Sementara itu, Surabaya menembus Rp1,5 miliar untuk 7.225 kasus rawat jalan serta Rp6,7 miliar dan 2.182 kasus rawat inap.

Kondisi Keuangan BPJS

BPJS Kesehatan mencatat total pendapatan pada tahun 2023 sebesar Rp151,4 triliun. Jumlah tersebut meningkat 5,13% dari tahun 2022 yang mencatat nilai Rp144 triliun. 

Meskipun mencatat kenaikan pendapatan, BPJS Kesehatan justru mengalami defisit anggaran sebesar Rp7,9 triliun pada tahun 2023. 

Selain itu, Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah mencakup 267,3 juta peserta per 31 Desember 2023, jumlah ini setaran dengan 95,75% total jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 279,1 juta jiwa.

Pada tahun 2023, total pemanfaatan layanan kesehatan oleh peserta JKN mencapai 606 juta, jumlah itu terdiri dari 239,5 juta kunjungan sakit di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), 223,8 juta kunjungan sehat di FKTP, 129,9 juta kunjungan di poliklinik rawat jalan rumah sakit, dan 16,3 juta kasus rawat inap di rumah sakit. 

Beban jaminan kesehatan meningkat dari Rp113,4 triliun pada tahun 2022 menjadi Rp158,8 triliun pada tahun 2023.

Deretan Penyakit yang Bikin BPJS Boncos

Penyakit Jantung 

Penyakit jantung menjadi penyakit dengan biaya BPJS Kesehatan tertinggi, mencapai Rp10,2 triliun pada tahun 2023. Angka ini mengalami penurunan dibanding tahun 2022 yang mencapai Rp12,14 triliun. Sementara itu jumlah klaim penyakit ini tetap tinggi yaitu mencapai 13 juta kasus.

Kanker 

Biaya pengobatan kanker mencapai Rp3,543 triliun, dengan total kasus mencapai 2,45 juta kali klaim. 

Stroke 

Stroke menelan biaya pengobatan sebesar Rp2,54 triliun, dengan total kasus mencapai 2,12 juta kali klaim.

Gagal Ginjal 

Gagal ginjal berada di posisi keempat dengan total biaya pengobatan mencapai Rp2,32 triliun. Jumlah klaim untuk penyakit ini mencapai 1,76 juta kasus.