Uji Coba Bayar Tol Tanpa Berhenti (MLFF) Ditunda, Kontraktor Hungaria Tagih Pemerintahan Jokowi Rp1,2 T
- Sebelumnya, Roatex Indonesia sudah melaporkan kepada pemerintah bahwa uji coba bayar tol tanpa stop akan terlambat karena adanya perbedaan visi antara Roatex Hungaria dan Indonesia.
Nasional
JAKARTA - Kontraktor asal Hungaria menagih uang kontrak senilai US$80 juta atau setara dengan Rp1,2 triliun dalam asumsi kurs Rp15.000 per-dolar Amerika Serikat (AS). Hal tersebut berkenaan dengan ditundanya rencana uji coba bayar tol tanpa berhenti alias multi lane free flow (MLFF).
Hal tersebut dinyatakan oleh Musfihin Dahlan, mantan direktur utama PT Roatex Indonesia Toll System selaku penyedia teknologi MLFF.
Sebelumnya, Roatex Indonesia sudah melaporkan kepada pemerintah bahwa uji coba bayar tol tanpa stop akan terlambat karena adanya perbedaan visi antara Roatex Hungaria dan Indonesia.
- Akumulasi Kerugian Terus Membesar, Indofarma Minta Pinjaman Pemegang Saham Lagi
- Bakal Rombak Kepengurusan? Berikut Mata Acara RUPS Garuda Indonesia (GIAA) Hari Ini!
- Diumumkan Sore Ini, Berikut Bocoran Dividen Telkom (TLKM) untuk Tahun Buku 2022
Perbedaan visi tersebut berkenaan dengan pihak Roatex Hungaria yang menginginkan sistem MLFF diterapkan seperti di negaranya, yakni operator jalan tol berada di bawah kontrol dan dibayar pemerintah.
Berbeda dengan pihak Hungaria, Roatex Indonesia justru menginginkan agar penerapan MLFF ini diberlakukan sesuai dengan kondisi Indonesia, yang mana operator jalan tol dikelola oleh swasta yang mendapatkan pengembalian modal dari tarif tol yang dipungut.
Perbedaan visi itu pun memicu pihak Hungaria untuk memberhentikan sejumlah direksi di Roatex Indonesia.
Musfihin Dahlan yang sebelumnya menjabat sebagai direktur utama Roatex Indonesia pun digantikan oleh Attila Keszeg yang berkebangsaan Hungaria.
Selain Keszeg, direktur yang baru saja menjabat di Roatex Indonesia adalah Gyula Orosz, yang memberikan keterangan bahwa penerapan MLFF akan tetap dilakukan di Indonesia.
"Proyek ini terus berjalan dengan hubungan yang erat dengan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) serta pemangku kepentingan terkait lainnya. Tentu saja ada sedikit keterlambatan dalam jadwal, tetapi di satu sisi, ini normal dalam proyek-proyek besar seperti ini," ujar Gyula dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 31 Mei 2023.
Gyula yang mengungkapkan bahwa mantan direktur utama Roatex Indonesia Musfihin Dahlan sudah tidak lagi memiliki kapasitas dalam menyampaikan informasi terkait proyek MLFF sejak 22 Mei 2023.
Selain itu, Gyula juga menegaskan bahwa penggunaan teknologi MLFF ini telah melalui proses adaptasi dengan lingkungan dan kondisi di Indonesia.
"Tetapi, itu adalah salah satu masalah di mana ada beberapa individu yang tidak mau menerima pengalaman Hungaria dalam bidang ini dan dalam teknologi ini," kata Gyula.
Roatex Hungaria pun dikatakan oleh Gyula memiliki ketertarikan untuk menjalin kerja sama yang erat dengan kontraktor Indonesia untuk menyelesaikan proyek sesuai dengan kesepakatan.
Pergantian manajemen pun dikatakannya sebagai suatu hal yang wajar untuk dilakukan karena perusahaan merasa perlu melakukan penyegaran dengan berlandaskan kepada penilaian yang dilakukan terhadap proyek ini.
"Kami sejak awal sudah mencoba berkomunikasi dengan Bapak Musfihin, tapi beliau tidak menerimanya. Saya percaya bahwa tidak benar jika harus membedakan antara manajemen Indonesia dan Hungaria karena seharusnya ada manajemen tunggal dan seragam," katanya.
Terkait dengan perbedaan visi, Gyula menilai bahwa semuanya berada dalam kondisi yang baik dan pihaknya tetap melihat kerja sama antara Hungaria dan Indonesia dalam hal ini memiliki nilai strategis untuk semua pihak.
- Cara Download Video Twitter Viral, Mudah dan Gratis!
- Bukalapak (BUKA) Akan Laksanakan Private Placement, Terbitkan 4,01 Miliar Saham
- Timnas Argentina Puji Kemegahan Stadion GBK
Bahkan, Gyula mengatakan bahwa Roatex tidak bisa memaksa untuk menerapkan sistem seperti yang diterapkan di negara lain.
"Tetapi, tanpa modifikasi yang tepat di latar belakan legislatif saat ini, pasti sistem tidak bisa bekerja. Ini bukan solusi 'plug and play' yang dapat dioperasikan secara mandiri, ini adalah sistem yang sangat kompleks di mana semua kaki harus dipersiapkan dengan baik," tutur Gyula.
Gyula pun menyatakan bahwa pihaknya tetap berkomitmen dan memiliki visi yang selaras dengan Indonesia.
Keterlambatan memang menjadi tantangan untuk pihak Roatex, namun Guyla meyakinkan bahwa pihaknya tetap bekomitmen untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia untuk proyek MLFF ini.