Uji Klinis Vaksin Corona Bio Farma Mulai Hari Ini di Bandung, Dipantau Langsung Jokowi
Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KCPEN) bersama PT Bio Farma melaksanakan penyuntikan perdana uji klinis vaksin Covid-19.
Nasional
BANDUNG – Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KCPEN) bersama PT Bio Farma (Persero) melaksanakan penyuntikan perdana uji klinis vaksin COVID-19.
Penyuntikan dilakukan kepada 20 perwakilan relawan yang dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung, Jawa Barat, Selasa 11 Agustus 2020.
Prosesi uji klinis vaksin ini disaksikan langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi). Kegiatan tersebut merupakan uji klinis tahap 3 atau yang terakhir, sebelum vaksin COVID-19 diproduksi secara masal.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Rencananya, penyuntikan akan dilakukan kepada 1.620 subyek relawan yang ditargetkan semua uji klinis, termasuk otorisasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sementara itu, proses uji klinis diproyeksikan tuntas pada Januari 2021.
Sebelumnya, Jokowi melakukan peninjauan fasilitas dan kapasitas produksi vaksin COVID-19 di Bio Farma yang didampingi Ketua Pelaksana KPCPEN Erick Thohir, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, serta Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir.
“Kita semua yang hadir bersyukur karena saat ini Indonesia memasuki tahapan penting dalam usaha untuk mengatasi pandemi COVID-19. Kita bangga dengan kemampuan perusahaan BUMN Bio Farma yang bekerja sama dengan lembaga Sinovac asal China karena sudah memasuki uji klinis tahap ketiga,” ujar Erick.
Menurutnya, tidak banyak negara atau lembaga penelitian yang sudah mencapai uji klinis hingga tahap ini. Uji klinis tahap 3 merupakan tahapan yang perlu dilalui semua produk farmasi sebelum vaksin COVID-19 ini diproduksi besar-besaran .
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bio Farma menyatakan BPOM sudah mengetahui hasil positif dari tahapan uji klinis vaksin COVID-19 ini. Tahapan yang dimaksud mulai dari uji pre-klinis, uji klinis tahap 1 dan uji klinis tahap 2 yang dilakukan di Tiongkok.
Kerja Sama Bio Farma Dengan Sinovac
Kerja sama Bio Farma dengan Sinovac Biotech terjadi karena memiliki kesamaan platform antara vaksin yang dikembangkan Sinovac dengan kemampuan Bio Farma dalam memproduksinya.
Selain itu, pengalaman Sinovac dalam pengembangan vaksin di tengah pandemi dan memenuhi pre-kualifikasi WHO, seperti pembuatan vaksin SARS. Hal itu turut memperkuat keyakinan Bio Farma bersinergi menghasilkan vaksin yang dibutuhkan seluruh dunia tersebut.
Jumlah 1.620 subjek relawan diperoleh Fakultas Kedokteran Unpad dan Bio Farma setelah melewati dua kali skrining. Rekrutmen pertama mampu menjaring 540 subjek, sedangkan di tahap kedua diperoleh 1.080 subjek relawan. Relawan yang terpilih setelah lolos dari pengujian imunogenitas (respon imun) dan efikasi (respon dalam melawan virus) melalui tes darah.
Penyuntikan akan dilakukan secara bertahap. Untuk gelombang pertama di minggu kedua Agustus ini, tes vaksin diterapkan kepada 120 subjek relawan.
Uji berikutnya akan digelar pada minggu ketiga dan minggu keempat bulan ini, masing-masing sebanyak 144 relawan. Dengan demikian, diperkirakan pada awal September, sebanyak 408 relawan sudah menjalani tes vaksin.
Penyuntikan dan pemantauan pasien uji klinis tahap 3 dilakukan terus menerus. Proses itu akan berlangsung hingga minggu ketiga di bulan Desember dengan total 1.620 relawan.
Karena itulah, mayoritas relawan merupakan warga Bandung. Hal ini agar subjek dapat mudah dimonitor, diperiksa, serta menjalani analisa rutin dalam menilai efektifitas vaksin.
“Insya Allah, jika uji klinis fase 3 ini berjalan lancar, kita siapkan registrasi ke Badan POM untuk kemudian diproduksi masal dan bisa digunakan mengatasi virus COVID-19 ini,” lanjutnya.
Kesiapan Bio Farma
Tidak sampai disitu, Erick juga menyatakan kesiapan Bio Farma dalam meningkatkan kapasitas produksinya. Baginya, perusahaan ini dapat memanfaatkan fasilitas produksi yang sudah ada di lahan Bio Farma. Sehingga tidak perlu melakukan penambahan investasi kembali.
Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir menyebut pihaknya dapat memproduksi maksimal 100 juta vaksin. Dia menegaskan siap menambah kapasitas produksi sebanyak 150 juta dosis, sehingga mencapai jumlah 250 juta dosis.
“Mudah-muudahan kapasitas yang kami miliki ini, dapat membantu pemerintah dalam menghadapi dan mengatasi pandemi Covid-19 melalui produksi vaksin COVID-19,” kata Honesti. (SKO)