Ukraina Ikut Bermain di Suriah
- Intelijen Ukraina diperkirakan mengirim sekitar 20 operator pesawat nirawak berpengalaman. Selain itu sekitar 150 drone first person view (FPV) ke markas pemberontak di Idlib, Suriah.
Dunia
JAKARTA- Ukraina diduga ikut bermain dalam gejolak yang terjadi di Suriah. Meski tidak menentukan campur tangan Kyiv disebut penting sebagai bagian dari upaya untuk menyerang secara diam-diam operasi Rusia di berbagai tempat
Pasukan anti-Assad seperti diketahui meraih kekuasaan di Damaskus akhir pekan lalu. The Washington Post mengutip sumber-sumber yang mengetahui aktivitas militer Ukraina di luar negeri melaporkan, pasukan revolusi ini menerima pesawat nirawak dan dukungan lain dari agen intelijen Ukraina. Kyiv tampaknya berusaha melemahkan Rusia dan sekutu-sekutunya di Suriah.
Intelijen Ukraina diperkirakan mengirim sekitar 20 operator pesawat nirawak berpengalaman. Selain itu sekitar 150 drone first person view (FPV) ke markas pemberontak di Idlib, Suriah. Pengiriman dilakukan empat hingga lima minggu yang lalu. Jelas ini untuk membantu Hayat Tahrir al-Sham (HTS) melakukan serangan cepatnya.
- Daftar Lengkap UMP 2025, Tinggal 6 Provinsi Belum Lapor
- Bos AirAsia (CMPP) Ungkap Strategi Raup Laba di 2025, Siap Akhiri 5 Tahun Rugi
- Diborong EMTK Rp39,712 Miliar, Saham SCMA Kian Bersinar
Bantuan dari Kyiv disebut hanya memainkan peran kecil dalam menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Hal itu disampaikan sumber-sumber intelijen Barat. “Namun, bantuan itu penting sebagai bagian dari upaya Ukraina yang lebih luas untuk menyerang secara diam-diam operasi Rusia di Timur Tengah, Afrika, dan di dalam Rusia sendiri,” tulis the Washington Post Rabu 11 Desember 2024.
Program bantuan rahasia Ukraina di Suriah telah menjadi rahasia umum. Meskipun pejabat senior pemerintahan Biden berulang kali menjawab pertanyaan Washington Post bahwa mereka tidak mengetahuinya. Motivasi Ukraina jelas: Menghadapi serangan Rusia di dalam negara mereka, intelijen Ukraina telah mencari cara lain untuk mengalahkan Rusia dan melemahkan kliennya.
Ukraina telah mengiklankan niat mereka. Hal itu setidaknya diungkap Kyiv Post dalam artikel tanggal 3 Juni 2024. Mengutip sumber di dinas intelijen militer Ukraina, yang dikenal sebagai GUR, surat kabar itu melaporkan sejak awal tahun, pemberontak Suriah yang didukung oleh agen Ukraina, telah melancarkan banyak serangan terhadap fasilitas militer Rusia yang ada di wilayah tersebut.
Berita itu menyertakan tautan ke rekaman video yang menunjukkan serangan terhadap bunker berdinding batu, sebuah mobil van putih, dan target lain yang dikatakan telah diserang oleh pemberontak yang didukung Ukraina di dalam Suriah. Surat kabar itu mengatakan bahwa operasi Suriah dilakukan oleh unit khusus yang dikenal sebagai "Khimik" dalam GUR. Mereka bekerja sama dengan oposisi Suriah.
Mengeluh
Pejabat Rusia selama berbulan-bulan telah mengeluh tentang upaya paramiliter Ukraina di Suriah. Salah satunya disampaikan Alexander Lavrentyev, perwakilan khusus Rusia untuk Suriah. “Kami memiliki informasi spesialis Ukraina dari Direktorat Intelijen Utama Ukraina berada di wilayah Idlib,” kata Lavrentyev dalam sebuah wawancara November dengan media RUsia TASS.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov telah membuat klaim serupa pada bulan September tentang utusan intelijen Ukraina di Idlib. Dia mengklaim mereka melakukan apa yang dia sebut sebagai "operasi kotor". Sedangkan surat kabar Suriah Al-Watan menegaskan bahwa Kepala GUR Letnan Jenderal Kyrylo Budanov telah berhubungan secara pribadi dengan HTS.
- PusatFilm 21 Ilegal, ini 5 Rekomendasi Situs Nonton Film yang Aman
- AHM Bagi Honda Beat One Piece Gratis! Simak Cara Dapatnya
- LK21 dan IndoXXI Ilegal, Ini 6 Rekomendasi Situs Nonton Film Legal
Sebelum serangan HTS menggulingkan Assad, pejabat Rusia telah menegaskan hubungan Ukraina dengan kelompok pemberontak adalah upaya untuk merekrut pejuang Suriah untuk perangnya melawan Kremlin. Laporan bulan September di situs daring bernama Cradle menuduh Ukraina telah menawarkan 75 kendaraan udara nirawak untuk HTS. Namun, tidak ada bukti independen yang mendukung klaim Rusia ini.
Rusia jelas terkejut dengan kemajuan pesat HTS di Damaskus . Tetapi yang menarik, sumber-sumber Rusia telah mencoba untuk meminimalkan peran Ukraina. Sebuah artikel pada 2 Desember di Middle East Eye mengutip akun Telegram Rusia mengabaikan bantuan Kyiv.
Media itu mengakui anggota GUR memang mengunjungi Idlib. Tetapi mereka hanya tinggal di sana untuk waktu yang singkat. Tidak cukup untuk melatih pejuang Suriah untuk mengoperasikan drone. Kedua HTS telah lama memiliki program drone sendiri.
Operasi Suriah bukanlah satu-satunya contoh intelijen militer Ukraina yang beroperasi di luar negeri untuk mengganggu operasi Rusia. Pada Agustus 2024 muncul laporan Ukraina telah membantu pemberontak di Mali utara menyergap tentara bayaran Rusia dari Grup Wagner. Serangan pada 27 Juli itu mengakibatkan 84 anggota Wagner dan 47 warga Mali meninggal dunia.
Andriy Yusov, juru bicara GUR memuji operasi Mali beberapa hari kemudian. Dia mengatakan bahwa pemberontak Mali menerima informasi yang diperlukan yang memungkinkan operasi militer yang berhasil melawan kekuatan perang Rusia. Setelah serangan itu, Mali memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Ukraina.
Budanov pada April 2023 berjanji Ukraina akan mengejar orang Rusia yang bersalah atas kejahatan perang di bagian mana pun di dunia. Bahkan operasi intelijen agresif Budanov terkadang membuat khawatir pemerintahan Biden.
Budanov kepada Washington Post dalam sebuah wawancara April juga menyinggung tentang operasi GUR di Afrika. Dia mengatakan pihaknya melakukan operasi semacam itu yang bertujuan untuk mengurangi potensi militer Rusia, di mana pun memungkinkan. “Dan tidak ada alasan menjadikan Afrika sebagai pengecualian,” katanya saat itu.
Seperti serangan Ukraina ke Afrika dan serangannya ke wilayah Kursk di dalam Rusia, operasi rahasia di Suriah mencerminkan upaya untuk memperluas medan perang . Sekaligus dan melukai Rusia di area yang tidak mereka persiapkan. Bisa distilahkan bantuan Ukraina bukanlah pesawat nirawak yang mematahkan tulang punggung lawan. Namun bantuan itu membantu, setidaknya dalam hal kecil untuk menjatuhkan klien terpenting Rusia di Timur Tengah.