m142_himars.jpg
Dunia

Ukraina Lapor ke Pentagon, Rusia Mampu Lumpuhkan Sejumlah Senjata Canggih AS

  • Ini merupakan bagian dari permainan kucing-tikus tanpa henti antara musuh yang terus-menerus beradaptasi dan berinovasi. Rusia akan belajar bagaimana melawannya. Begitulah cara kerja perlombaan senjata.

Dunia

Amirudin Zuhri

JAKARTA-  Sejumlah amunisi canggih buatan Amerika yang digunakan Ukraina gagal bertahan terhadap teknologi pengacau Rusia. Ini  mendorong Kyiv memilih untuk menghentikan beberapa persenjataan tersebut.

Hal itu terungkap dalam penilaian rahasia internal Ukraina yang baru-baru ini diperoleh oleh Washington Post. Gangguan yang dilakukan Rusia terhadap sistem panduan senjata modern Barat, termasuk peluru artileri dipandu GPS M982 Excalibur. Selain itu juga Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi atau HIMARS yang dapat menembakkan beberapa roket dengan jangkauan hingga 80 km. 

Situasi ini telah mengikis kemampuan Ukraina untuk mempertahankan wilayahnya. Para pejabat Kyiv juga segera mencari bantuan dari Pentagon untuk mendapatkan peningkatan dari produsen senjata.

Kemampuan Rusia untuk memerangi amunisi berteknologi tinggi mempunyai implikasi  luas bagi Ukraina dan para pendukungnya di Barat. Hal ini juga berpotensi memberikan cetak biru bagi musuh seperti China dan Iran. Dan ini adalah alasan utama mengapa pasukan Moskow mendapatkan kembali inisiatif dan mencapai kemajuan di medan perang.

Ukraina pada awal 2023 berhasil menggunakan peluru Excalibur 155mm dengan lebih dari 50 persen peluru tersebut secara akurat mencapai target. Selama beberapa bulan berikutnya, angka tersebut turun di bawah 10 persen. Dan penilaian menunjukkan gangguan GPS Rusia sebagai penyebabnya.

Studi tersebut memperingatkan bahwa jauh lebih sedikit peluru yang ditembakkan pada akhir periode penelitian. “Banyak yang tidak teramati sehingga tingkat keberhasilan tepatnya tidak jelas,” demikian bunyi laporan yang dikutip Washington Post Sabtu 25 Mei 2024.

M982 Excalibur/US Army

Namun bahkan sebelum Amerika Serikat menghentikan pengirimannya, pasukan artileri Ukraina sebagian besar telah berhenti menggunakan Excalibur. Ini  karena peluru tersebut lebih sulit digunakan dibandingkan dengan peluru howitzer standar. Mereka  memerlukan perhitungan dan pemrograman khusus yang memakan waktu. Personel militer di lapangan mengatakan sekarang exalibur telah benar-benar dijauhi.

Ukraina juga menghadapi tantangan serupa dengan peluru berpemandu 155mm yang disediakan oleh negara-negara Barat lainnya. Beberapa menggunakan panduan selain GPS. Dan  tidak jelas mengapa panduan tersebut menjadi kurang efektif. Para pejabat pertahanan  Amerika menolak menanggapi pernyataan Ukraina tersebut.

Peluru artileri presisi Excalibur melambangkan banyak senjata Amerika. Mahal,  canggih,  namun akurat. Ukraina telah menggunakan peluru  yang ditembakkan oleh sistem artileri seperti M777 Amerika untuk menghancurkan sasaran dari jarak sekitar 24 hingga 40 km.

Penilaian tersebut menyebutkan  teknologi Excalibur dalam versi yang ada telah kehilangan potensinya. “Pengalaman medan perang di Ukraina telah menyangkal reputasinya sebagai senjata satu tembakan, satu sasaran. Setidaknya sampai Pentagon dan pabrikan Amerika mengatasi masalah ini,” tambah laporan tersebut.

Para pejabat Ukraina kepada The Post mengatakan enam bulan yang lalu, setelah Ukraina melaporkan masalah tersebut, Washington berhenti menyediakan  Excalibur. Ini  karena tingginya tingkat kegagalan.  

Komando militer Ukraina menyiapkan laporan tersebut antara musim gugur 2023 hingga April 2024. Penilaian itu kemudian dibagikan kepada amerika dan pendukung lainnya. Harapannya agar dapat mengembangkan solusi dan membuka kontak langsung dengan produsen senjata. Dalam wawancara, para pejabat Ukraina menggambarkan proses yang menurut mereka terlalu birokratis telah mempersulit jalan menuju penyesuaian yang sangat diperlukan untuk memperbaiki persenjataan yang gagal.

JDAM dan Himars

Joint Direct Attack Munition (JDAM) yang dijatuhkan dari pesawat memberikan contoh lain dari menurunnya efektivitas persenjataan. Diperkenalkan di Ukraina pada Februari 2023, JDAM menjadi kejutan bagi Rusia. Namun dalam beberapa minggu, tingkat keberhasilan menurun setelah. Menurut penilaian tersebut, bom tidak mengenai sasarannya dari jarak 100 m hingga 1 km.

JDAM/USAF

 Ukraina memberikan masukan mengenai masalah gangguan ini. Dan  Amerika Serikat serta produsen senjata telah memberikan sistem yang lebih baik pada bulan Mei 2024 lalu. Sistem panduannya lebih tahan jamming. Namun Rusia segera meningkatkan tindakan penanggulangannya selama musim panas. Tingkat akurasi kemudian turun ke titik terendah di bulan Juli.

“Secara keseluruhan, tingkat keberhasilan mencapai lebih dari 60 persen hampir sepanjang tahun.”

Ketika datang HIMARS juga langsung mendapat reputasi besar. Senjata ini berhasil menyerang depot amunisi dan titik komando di belakang garis musuh.

Namun pada tahun kedua semuanya berakhir. Rusia mengerahkan peperangan elektronik, menonaktifkan sinyal satelit, dan HIMARS menjadi tidak efektif sama sekali.  Ketidakefektifan ini menyebabkan penggunaan peluru yang sangat mahal untuk menyerang target dengan prioritas lebih rendah.

Dokumen militer Ukraina tidak menilai amunisi dipandu M30 atau M31  yang ditembakkan dari peluncur HIMARS. Namun pada bulan Januari, komando militer Ukraina menulis sebuah makalah kebijakan yang mendesak para pendukung Barat untuk memberikan alternatif. Yakni amunisi cluster M26 yang juga dapat diluncurkan dari HIMARS. Roket berteknologi rendah dan tidak terarah ini tahan terhadap jamming. Dan subamunisi cluster masih dapat mencapai target di area yang luas meskipun tembakannya tidak tepat.

Kyiv masih menganggap roket HIMARS efektif. Namun  gangguan Rusia dapat menyebabkan roket tersebut meleset dari sasaran sejauh 80 meter atau lebih.

Salah satu cara Ukraina melawan gangguan Rusia adalah dengan menargetkan sistem peperangan elektronik dengan drone sebelum menggunakan HIMARS. Dan hal ini terbukti efektif dalam beberapa kasus.  Pejabat Ukraina menambahkan  Amerika telah melengkapi HIMARS dengan peralatan tambahan untuk memastikan geolokasi yang baik.

Senjata Amerika lain yang digunakan oleh pesawat terbang, bom berdiameter kecil GBU-39, telah terbukti tahan terhadap jamming.  Hampir 90 persen bom yang dijatuhkan mengenai sasarannya, demikian temuan penilaian tersebut. GBU-39 juga diadaptasi untuk penggunaan darat di peluncur HIMARS.  Namun menurut Ukraina senjata  yang dikenal sebagai Ground Launched Small Diameter Bombs (GLSDB) terbukti tidak efektif dibandingkan dengan yang diluncurkan dari pesawat terbang. 

Pejabat senior militer Ukraina mengatakan rudal jelajah Storm Shadow yang diluncurkan dari udara, yang disediakan oleh Inggris juga  kurang rentan terhadap gangguan Rusia. Hal  karena mereka tidak hanya mengandalkan GPS. Tetapi dua sistem navigasi lainnya, termasuk peta internal yang cocok dengan medan jalur penerbangan yang diinginkan . Meskipun demikian, pertahanan udara Rusia cukup berhasil dalam mencegatnya.

Ukraina juga telah sukses sejauh ini dengan Army Tactical Missile Systems (ATACMS) yang disediakan oleh Amerika.  Rudal dengan jangkauan hingga 300 km tersebut juga dapat ditargetkan oleh pertahanan udara Rusia. Para pejabat Ukraina mengatakan mereka memperkirakan bahwa efektivitas senjata di medan perang saat ini juga akan menurun dalam waktu satu tahun. 

Khrasukha-4, salah satu sistem peperangan elekteronik Rusia/Russia Mod

Mengancam Pilot

Di bagian lain penilaian rahasia itu juga mengatakan jaringan sistem peperangan elektronik dan pertahanan udara Rusia mengancam pilot Ukraina. Beberapa jammer Rusia juga mengacaukan sistem navigasi pesawat. Penilaian tersebut menemukan bahwa pertahanan Rusia sangat padat. Sehingga tidak ada jendela yang terbuka bagi pilot Ukraina di mana mereka merasa tidak berada di bawah todongan senjata.

Meskipun ada upaya untuk menggagalkan gangguan tersebut, potensi perbaikan tampaknya terbatas sampai negara-negara Barat mengirimkan jet tempur F-16.  Pesawat modern seperti itu akan memungkinkan angkatan udara Ukraina untuk memukul mundur pilot Rusia. Dan memungkinkan penggunaan berbagai jenis senjata dengan jangkauan lebih besar serta kemampuan untuk menghindari beberapa sistem peperangan elektronik.

Seorang pejabat Pentagon mengatakan pihaknya sudah mengantisipasi beberapa amunisi presisi mereka akan dikalahkan oleh peperangan elektronik Rusia. Dan mereka telah bekerja sama dengan Ukraina untuk mengasah taktik dan teknik. “Rusia terus memperluas penggunaan peperangan elektronik. Dan Amerika terus berkembang dan memastikan bahwa Ukraina memiliki kemampuan yang diperlukan agar bisa efektif,” kata pejabat tersebut.

Dalam perang konvensional, militer Amerika mungkin tidak menghadapi kesulitan yang sama seperti Ukraina. Hal ini  karena mereka memiliki angkatan udara yang lebih maju dan sistem penanggulangan elektronik yang kuat. Namun kemampuan Rusia tetap memberikan tekanan besar pada Washington dan sekutu NATO untuk terus berinovasi.

Invasi Rusia ke Ukraina menciptakan tempat pengujian modern bagi senjata-senjata Barat yang belum pernah digunakan melawan musuh kemampuan tinggi. Ini karena kemampuan Moskow untuk mengganggu navigasi GPS.

Inovasi merupakan ciri khas dari setiap konflik termasuk perang di Ukraina. Di mana  masing-masing pihak menggunakan teknologi dan perubahan baru untuk mengakali dan mengeksploitasi kerentanan pihak lain. 

Sejumlah analis mengatakan militer Rusia telah mahir dalam peperangan elektronik selama bertahun-tahun. Moskow telah berinvestasi pada sistem yang dapat mengalahkan komponen sinyal dan frekuensi elektronik seperti navigasi GPS. Teknologi yang membantu mengarahkan beberapa amunisi presisi ke sasaran mereka.

Rob Lee, peneliti senior di Foreign Policy Research Institute yang berbasis di Philadelphia mengatakan,  penggunaan peperangan elektronik oleh Rusia merupakan perkembangan penting di medan perang dalam satu tahun terakhir. “Akibatnya banyak senjata yang ampuh ketika diperkenalkan kehilangan efektivitasnya seiring berjalannya waktu,” katanya. 

Menurut Lee ini merupakan bagian dari permainan kucing-tikus tanpa henti antara musuh yang terus-menerus beradaptasi dan berinovasi. “Rusia akan belajar bagaimana melawannya. Begitulah cara kerja perlombaan senjata.”