Ukraina Makin Frustrasi Menunggu F-16
- JAKARTA- Ukraina semakin frustasi menunggu jet tempur F-16 mereka bisa masuk ke medan perang. Ini karena lambatnya pelatihan pilot mereka.Para pejabat Ukr
Dunia
JAKARTA- Ukraina semakin frustasi menunggu jet tempur F-16 mereka bisa masuk ke medan perang. Ini karena lambatnya pelatihan pilot mereka.
Para pejabat Ukraina telah mendesak Amerika dan negara-negara lain untuk mempercepat pelatihan pilot F-16 mereka. Kyiv menyebut jalur yang ada saat ini tidak menghasilkan cukup penerbang untuk menerbangkan jet yang akan segera disumbangkan.
Ukraina mengatakan pihaknya memiliki 30 pilot yang memenuhi syarat untuk segera memulai pelatihan di Amerika. Namun menurut tiga pejabat yang mengetahui langsung permintaan tersebut, pemerintahan Biden mengatakan mereka kekurangan kursi di pendidikan pilot yang berbasis di Arizona. Fasilitas ini hanya bisa menerima maksimal 12 peserta pelatihan pilot sekaligus.
“Dua fasilitas lain di Denmark dan Rumania memiliki masalah serupa terkait ketersediaan tempat pelatihan,” kata pejabat tersebut kepada Politico dikutip Selasa 11 Juni 2024.
- Bagi-Bagi Kursi, Grace Natalie hingga Fuad Bawazier Jadi Komisaris MIND ID
- AAJI: Unit link di Indonesia Lebih Dinikmati oleh Orang-orang Tajir
- Respons OJK Soal Isu Konflik BSI dan Muhammadiyah
Ini adalah rintangan terbaru dalam upaya berlarut-larut untuk mengirim jet tempur F-16 ke Ukraina. Seperti diketahui Denmark, Norwegia, Belanda dan Belgia berencana mengirimkan sekitar 80 jet F-16 ke Kyiv musim panas ini.
Pihak Ukraina berpendapat bahwa kemampuan untuk menerbangkan lebih banyak F-16 akan membantu Kyiv memukul mundur pasukan Rusia dari garis depan di tempat-tempat seperti Kharkiv. Meski Amerika tidak mengharapkan jet tempur ini menjadi penentu permainan di medan perang.
Dalam serangkaian pertemuan dan panggilan telepon selama beberapa minggu terakhir, Ukraina secara resmi meminta Amerika untuk melatih pilot tambahan. Para pemimpin Komite Intelijen Kongres juga telah menekan pemerintah untuk menyetujui pelatihan tambahan tersebut.
Namun Gedung Putih mengatakan selain terbatasnya ruang, negara-negara lain juga akan menerima pelatihan F-16 di pangkalan tersebut. Dan Amerika tidak dapat melanggar komitmennya terhadap negara-negara yang sudah meminta terlebih dahulu.
Garda Nasional Amerika berencana untuk melatih total 12 pilot Ukraina pada akhir September di lokasi Tucson. Selain Arizona, fasilitas pelatihan di Denmark juga memiliki ruang terbatas dan bersiap untuk ditutup pada bulan November. Program ketiga yang berlokasi di Rumania dan akan dijalankan oleh kontraktor belum berjalan.
Juru bicara Pentagon Mayor Charlie Dietz mengatakan puluhan pilot dari beberapa negara sedang melakukan pelatihan penerbangan dasar dan pelatihan F-16 di Amerika dan Eropa. Namun dia menolak mengkonfirmasi jumlah spesifiknya.
Mayor Erin Hannigan, juru bicara Garda Nasional Arizona menegaskan ruang dalam program ini terbatas. Selain dari Ukraina, ada beberapa negara lain yang telah memesan pelatihan sepanjang tahun. Jumlah siswa pilot asing dan dari mana mereka berasal tidak ditentukan oleh Garda Nasional. “Ada banyak faktor lain yang berperan dalam jumlah tersebut. Ini seperti pendanaan, permintaan negara, kelulusan siswa dari pembelajaran bahasa Inggris serta antrean,” katanya.
Angkatan Udara juga melatih pilot F-16 di Pangkalan Angkatan Udara Luke, Arizona, dan Pangkalan Gabungan San Antonio, Texas. Namun program tersebut juga memiliki ruang terbatas untuk pelajar internasional. Tempat-tempat tersebut biasanya dipesan jauh sebelumnya untuk pilot dari negara lain yang mengoperasikan F-16.
Delapan pilot Ukraina lainnya sedang dilatih di Denmark. Namun fasilitas itu akan ditutup tahun depan dan tidak akan lagi berpartisipasi dalam pelatihan tersebut. Ini seiring transisi Angkatan Udara Denmark ke F-35.
Sementara itu, pembuat F-16 Lockheed Martin dan subkontraktornya Draken juga bersiap untuk melatih pilot di sebuah fasilitas di Rumania. Namun program tersebut mahal dan juga memiliki tempat yang terbatas.
Sebanyak 20 pilot F-16 Ukraina diperkirakan akan lulus pada akhir tahun ini . Mereka diperlukan untuk mengoperasikan satu skuadron penuh yang terdiri dari 20 jet. Delapan pilot baru dijadwalkan untuk memulai pelatihan di Rumania. Dan delapan pilot lainnya akan segera tiba di Tucson. Fasilitas di Denmark tidak akan menerima pilot tambahan.
Tidak akan Membuat Perbedaan
Sementara itu, para pejabat Amerika telah lama memperingatkan F-16 tidak akan membuat perbedaan besar di medan perang bagi Ukraina. Meskipun jet tempur tersebut akan memberi Ukraina peningkatan kemampuan yang tidak mereka miliki saat ini.
- Membedah Program Tapera dan Dampaknya: Siapa yang Diuntungkan?
- Saham Big 4 Banks Dihampiri Sentimen Positif, Apakah Bakal Rebound?
- Menilik Arah Muhammadiyah Soal Jatah Tambang
Di wilayah Kharkiv, misalnya Ukraina tidak akan bisa menerbangkan jet-jet tersebut ke perbatasan dengan Rusia atau ke wilayah Rusia. Ini karena sistem pertahanan udara Moskow akan dengan mudah mengenali dan menembak jatuh mereka.
Namun para pejabat yang terlibat dalam program tersebut mengatakan bahwa pesawat tersebut pada akhirnya akan memberikan keuntungan yang signifikan bagi Kyiv. Ketika Ukraina pertama kali mendapatkan F-16 dan pilotnya, mereka kemungkinan hanya dapat menerbangkan misi terbatas. Misalnya melawan drone dan rudal jelajah di garis depan.
Begitu mereka mendapatkan satu skuadron penuh pesawat dan pilot, maka sangat realistis untuk menerbangkan F-16 ke perbatasan. Dan menembak ke Rusia. Ini mengingat radar, sistem penargetan, dan rudal jet tersebut lebih unggul dari armada era Soviet yang dimiliki Ukraina.
Namun jika terus begini, Ukraina tidak akan memiliki satu skuadron penuh pilot terlatih hingga akhir tahun 2025.
Masalah Senjata
Masalah lainnya adalah senjata yang akan dibawa oleh pesawat tersebut. Ukraina berencana menggunakan jet tersebut untuk menjatuhkan rudal jelajah dan balistik Rusia. Misi-misi tersebut memerlukan rudal udara-ke-udara milik Amerika dan puluhan sekutu NATO. Seorang pejabat NATO menyebut banyak dari negara-negara tersebut ragu-ragu untuk menyerahkan senjata mahal mereka.
Kapasitas produksi rudal udara-ke-udara jarak menengah canggih AIM-120 telah meningkat. Menurut RTX yang membangun rudal itu, produksi AIM-120 kini naik dari sekitar 500-800 per tahun menjadi lebih dari 1.000.
Namun kekhawatiran dari negara-negara besar adalah bahwa permintaan baru dari Kyiv dapat mulai memberikan tekanan pada stok negara-negara tersebut. Dan pembicaraan di antara anggota aliansi sedang mempertimbangkan siapa yang mungkin dapat melepaskan rudal mereka. Dan berapa banyak, serta kapan.